Indocement kurang setuju kenaikan TDL industri
A
A
A
Sindonews.com - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengaku kurang setuju atas kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk industri yang sudah mulai diberlakukan awal bulan ini.
Meski belum sepenuhnya menggunakan listrik dalam pengoperasian pabrik, Indocement tetap merasa beban operasional akan bertambah dan mencapai angka yang tinggi.
"Memang benar, kenaikan TDL memberikan efek besar bagi perusahaan, namun selama ini kami hanya menggunakan listrik 60-65 persen sisanya menggunakan batu bara dan gas," ujar Direktur Utama INTP, Christian Kartawijaya di Wisma Indocement, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Christian mengatakan, kenaikan TDL berdampak pada pembiayaan perusahaan yang naik 8 persen. "Cost kami naik 5-8 persen, tapi kalau kami ingin menaikkan harga, kami juga harus memikirkan suplai dan demand," jelasnya.
Selain itu, perseroan memutuskan menaikkan harga semen secara bertahap sebesar 1-2 persen dalam dua bulan ke depan. "Kami mesti berhati-hati pada pasokan suplai dan demand. Kalau harga naik terlalu cepat, takut market share down," ujarnya.
Christian mengaku tak khawatir mengambil keputusan menaikkan harga produksinya. Sebab, setiap industri pasti menaikkan harga hasil produksinya, karena terbebani tingginya biaya produksi. "Kenaikan ini terjadi semua company semen," pungkas dia.
Meski belum sepenuhnya menggunakan listrik dalam pengoperasian pabrik, Indocement tetap merasa beban operasional akan bertambah dan mencapai angka yang tinggi.
"Memang benar, kenaikan TDL memberikan efek besar bagi perusahaan, namun selama ini kami hanya menggunakan listrik 60-65 persen sisanya menggunakan batu bara dan gas," ujar Direktur Utama INTP, Christian Kartawijaya di Wisma Indocement, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Christian mengatakan, kenaikan TDL berdampak pada pembiayaan perusahaan yang naik 8 persen. "Cost kami naik 5-8 persen, tapi kalau kami ingin menaikkan harga, kami juga harus memikirkan suplai dan demand," jelasnya.
Selain itu, perseroan memutuskan menaikkan harga semen secara bertahap sebesar 1-2 persen dalam dua bulan ke depan. "Kami mesti berhati-hati pada pasokan suplai dan demand. Kalau harga naik terlalu cepat, takut market share down," ujarnya.
Christian mengaku tak khawatir mengambil keputusan menaikkan harga produksinya. Sebab, setiap industri pasti menaikkan harga hasil produksinya, karena terbebani tingginya biaya produksi. "Kenaikan ini terjadi semua company semen," pungkas dia.
(izz)