Chatib pastikan akan pangkas anggaran belanja 2014
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri memastikan, pihaknya akan melakukan pemangkasan terhadap anggaran belanja pemerintah 2014. Hal ini dilakukan untuk menekan angka defisit anggaran tidak melebihi 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita akan lihat nanti, pokoknya harus ada pemotongan belanja yang signifikan yang menjamin defisit di bawah 2,5 persen," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Saat ini, lanjut Chatib, pihaknya sedang berhadapan dengan kondisi di mana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sehingga dalam proses anggaran, pemerintah harus berhati-hati terhadap semua belanja agar defisit tidak lebih dari 2,5 persen.
Namun, dia belum bisa memastikan apakah akan ada kenaikan harga BBM pada tahun ini. "Nanti kita lihat pokoknya," ucapnya.
Chatib akan mengumpulkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk membahas mengenai hal ini. Selain itu, Instruksi Presiden (Inpres) terkait pemotongan anggaran belanja ini segera terbit.
"Segera, karena akan ada Inpres untuk pemotongan anggaran belanja. Mesti ada ekstra effort supaya defisitnya bisa dijaga di bawah 2,5 persen," ujarnya.
Anggaran belanja yang layak dipotong, kata dia, seperti perjalanan dinas, consinioring atau seminar. Namun, hal ini lebih lanjut akan ditentukan oleh Kementerian/Lembaga (K/L).
"Tapi ini semua akan ditentukan oleh KL. Saya enggak bisa nentuin misalnya saya bilang gini, perjalanan dinas dipotong, kalau Kemlu (Kementerian Luar Negeri) perjalanan dinas dipotong dia enggak kerja. BKPM juga, jadi yang bisa dilakukan Kemenkeu adalah jumlahnya yang dipotong sekian. Nanti mereka yang pilih mana yang mesti dipotong," jelas Menkeu.
"Kita akan lihat nanti, pokoknya harus ada pemotongan belanja yang signifikan yang menjamin defisit di bawah 2,5 persen," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Saat ini, lanjut Chatib, pihaknya sedang berhadapan dengan kondisi di mana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan. Sehingga dalam proses anggaran, pemerintah harus berhati-hati terhadap semua belanja agar defisit tidak lebih dari 2,5 persen.
Namun, dia belum bisa memastikan apakah akan ada kenaikan harga BBM pada tahun ini. "Nanti kita lihat pokoknya," ucapnya.
Chatib akan mengumpulkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk membahas mengenai hal ini. Selain itu, Instruksi Presiden (Inpres) terkait pemotongan anggaran belanja ini segera terbit.
"Segera, karena akan ada Inpres untuk pemotongan anggaran belanja. Mesti ada ekstra effort supaya defisitnya bisa dijaga di bawah 2,5 persen," ujarnya.
Anggaran belanja yang layak dipotong, kata dia, seperti perjalanan dinas, consinioring atau seminar. Namun, hal ini lebih lanjut akan ditentukan oleh Kementerian/Lembaga (K/L).
"Tapi ini semua akan ditentukan oleh KL. Saya enggak bisa nentuin misalnya saya bilang gini, perjalanan dinas dipotong, kalau Kemlu (Kementerian Luar Negeri) perjalanan dinas dipotong dia enggak kerja. BKPM juga, jadi yang bisa dilakukan Kemenkeu adalah jumlahnya yang dipotong sekian. Nanti mereka yang pilih mana yang mesti dipotong," jelas Menkeu.
(izz)