Realisasi kredit Pegadaian Manado Baru Capai 46%
A
A
A
MANADO - Kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Tbk Kantor Wilayah (Kanwil) V Manado pada kuartal I/2014 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penyebabnya tak lain karena harga emas yang cenderung fluktuatif.
Menurutnya Pimpinan Kanwil V Manado Marshal Aritonang, hal ini karena dilihat perbandingan di kuartal I/2013, terjadi penurunan. Emas di triwulan I/2013 Februari masih Rp400.000-Rp500.000 per gram, secara kinerja Pegadaian mengalami penurunan.
Penurunan kinerja membuat pihaknya cenderung konservatif dan akan melakukan strategi jemput bola untuk memasarkan produk. Yakni mendekati komunitas, apakah itu reliji, profesional, dan lainnya. Reliji itu meliputi tokoh-tokoh agama, dan komunitas profesional menyangkut, tenaga pengajar, dan bidang pemerintahan lainnya.
"Dengan hal ini, kami optimis capai target penjualan ataupun pemasaran produk lainnya. Sebab Pegadaian itu betul-betul mengatasi masalah dan tidak muluk-muluk. Contoh, orang kesulitan uang bisa gadaiakan barang, dan orang yang kelebihan uang, Pegadaian adalah tempat investasi yang menggiurkan," terang Aritonang di Manado, Sabtu (24/5/2014).
Tak hanya itu, saat ini juga Pegadaian telah serius menggarap pelayanan Multi Pembayaran Online (MPO). MPO ini Pegadaian siap menerima pembayaran rekening listrik, telepon seluler, pembayaran langganan TV, dll.
Bisnis MPO ini diyakini akan sukses menyusul bisnis utama Pegadaian sebagai penyedia jasa keuangan mikro dan kecil. Dengan dukungan hampir 58 cabang menanungi 327 outlet wilayah kerja Pegadaian Kanwil V Manado yang tersebar di seluruh wilayah Sulut, Gorontalo, Sulteng, Malut, Papua, dan Papua Barat, menjadikan Pegadaian sangat dekat dengan masyarakat dan diyakini hal ini akan menjadi keunggulan Pegadaian dalam menggeluti bisnis MPO dan lainnya.
"Dari 327 outlet ini, semester II tahun ini akan ditambah 1 hingga 2 outlet di wilayah Papua, Sulteng, dan Gorontalo. 3 provinsi lainnya kami lihat sudah lebih dari cukup," ujar Aritonang.
Dengan bisnis MPO ini Pegadaian berusaha membidik masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal Pegadaian untuk bisa bertransaksi di Pegadaian dan dapat mengenal lebih lanjut produk-produk Pegadaian yang lain. "Jadi untuk bayar listrik atau beli pulsa, cukup ke Pegadaian saja," jelas Aritonang.
Target pendapatan Pegadaian tahun, ini masih mengandalkan gadai, sebab kata Aritonang, 95% dari semua capaian itu disumbang oleh jasa gadai diikuti bisnis lainnya. Realisasi kredit (semua produk) kuartal I 2014 sebesar Rp3,38 triliun, outstanding Rp6,43 miliar, dan target tahun ini Rp7,3 triliun, dan sudah tercapai 46% dari total target.
"Sementara untuk, laba kami 2014 Rp280 miliar, 2013 Rp203 miliar, aset di 2014 Rp2,2 triliun terjadi penurunan tipis dijika dibandingkan 2013 yakni Rp2,4 triliun," jelas Aritonang.
Deputi Pinwil Bidang Bisnis Pegadaian V Manado Agus Pramono menambahkan, perseroan masih masih mengandalkan lini bisnis utama yakni gadai untuk mengejar target pendapatan. Sedangkan lini bisnis lainnya berdasarkan inovasi yang mendukung gadai.
"Makanya saat ini kami telah melakukan reorganinasi, dengan meningkatkan status kepala cabang menjadi deputi sekaligus memberi mereke wewenang untuk mencapai target masing-masing," jelas Pramono.
Menurutnya Pimpinan Kanwil V Manado Marshal Aritonang, hal ini karena dilihat perbandingan di kuartal I/2013, terjadi penurunan. Emas di triwulan I/2013 Februari masih Rp400.000-Rp500.000 per gram, secara kinerja Pegadaian mengalami penurunan.
Penurunan kinerja membuat pihaknya cenderung konservatif dan akan melakukan strategi jemput bola untuk memasarkan produk. Yakni mendekati komunitas, apakah itu reliji, profesional, dan lainnya. Reliji itu meliputi tokoh-tokoh agama, dan komunitas profesional menyangkut, tenaga pengajar, dan bidang pemerintahan lainnya.
"Dengan hal ini, kami optimis capai target penjualan ataupun pemasaran produk lainnya. Sebab Pegadaian itu betul-betul mengatasi masalah dan tidak muluk-muluk. Contoh, orang kesulitan uang bisa gadaiakan barang, dan orang yang kelebihan uang, Pegadaian adalah tempat investasi yang menggiurkan," terang Aritonang di Manado, Sabtu (24/5/2014).
Tak hanya itu, saat ini juga Pegadaian telah serius menggarap pelayanan Multi Pembayaran Online (MPO). MPO ini Pegadaian siap menerima pembayaran rekening listrik, telepon seluler, pembayaran langganan TV, dll.
Bisnis MPO ini diyakini akan sukses menyusul bisnis utama Pegadaian sebagai penyedia jasa keuangan mikro dan kecil. Dengan dukungan hampir 58 cabang menanungi 327 outlet wilayah kerja Pegadaian Kanwil V Manado yang tersebar di seluruh wilayah Sulut, Gorontalo, Sulteng, Malut, Papua, dan Papua Barat, menjadikan Pegadaian sangat dekat dengan masyarakat dan diyakini hal ini akan menjadi keunggulan Pegadaian dalam menggeluti bisnis MPO dan lainnya.
"Dari 327 outlet ini, semester II tahun ini akan ditambah 1 hingga 2 outlet di wilayah Papua, Sulteng, dan Gorontalo. 3 provinsi lainnya kami lihat sudah lebih dari cukup," ujar Aritonang.
Dengan bisnis MPO ini Pegadaian berusaha membidik masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal Pegadaian untuk bisa bertransaksi di Pegadaian dan dapat mengenal lebih lanjut produk-produk Pegadaian yang lain. "Jadi untuk bayar listrik atau beli pulsa, cukup ke Pegadaian saja," jelas Aritonang.
Target pendapatan Pegadaian tahun, ini masih mengandalkan gadai, sebab kata Aritonang, 95% dari semua capaian itu disumbang oleh jasa gadai diikuti bisnis lainnya. Realisasi kredit (semua produk) kuartal I 2014 sebesar Rp3,38 triliun, outstanding Rp6,43 miliar, dan target tahun ini Rp7,3 triliun, dan sudah tercapai 46% dari total target.
"Sementara untuk, laba kami 2014 Rp280 miliar, 2013 Rp203 miliar, aset di 2014 Rp2,2 triliun terjadi penurunan tipis dijika dibandingkan 2013 yakni Rp2,4 triliun," jelas Aritonang.
Deputi Pinwil Bidang Bisnis Pegadaian V Manado Agus Pramono menambahkan, perseroan masih masih mengandalkan lini bisnis utama yakni gadai untuk mengejar target pendapatan. Sedangkan lini bisnis lainnya berdasarkan inovasi yang mendukung gadai.
"Makanya saat ini kami telah melakukan reorganinasi, dengan meningkatkan status kepala cabang menjadi deputi sekaligus memberi mereke wewenang untuk mencapai target masing-masing," jelas Pramono.
(gpr)