Pemerintah Masih Godok Perubahan Bea Keluar Sawit
A
A
A
JAKARTA - Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengungkapkan, untuk mendorong hilirisasi industri kelapa sawit pihaknya saat ini sedang membahas perubahan bea keluar (BK) beberapa produk turunan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Menurut Panggah, ada sekitar 29 produk turunan CPO yang BK-nya akan direvisi. Namun, dia tidak merinci produk-produk apa saja yang BK-nya akan direvisi. "Hanya produk memiliki nilai tambah tinggi yang akan ditinjau ulang," ucapnya dalam acara 'The 5th International Conference & Exhibition on Palm Oil' di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Senin (26/5/2014).
Dia mencontohkan surfaktan. Produk ini merupakan produk turunan methyl ester yang memiliki nilai tambah hingga 226%. Tidak mengherankan bila grup usaha Unilever tertarik menanamkan modalnya membuat industri pengolahan surfaktan.
Selain Unilever, grup usaha Sinarmas juga tertarik menanamkan modalnya di industri pengolahan surfaktan.
Menurut Panggah, jika persoalan infrastruktur bisa diselesaikan, pihaknya optimis banyak grup usaha lain yang berminat di industri hilir.
"Pelabuhan, jalan, rel kereta api, tangki timbun, pompa/pipanisasi, pasokan gas dan listrik kita masih menjadi kendala," ujarnya.
Menurut Panggah, ada sekitar 29 produk turunan CPO yang BK-nya akan direvisi. Namun, dia tidak merinci produk-produk apa saja yang BK-nya akan direvisi. "Hanya produk memiliki nilai tambah tinggi yang akan ditinjau ulang," ucapnya dalam acara 'The 5th International Conference & Exhibition on Palm Oil' di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Senin (26/5/2014).
Dia mencontohkan surfaktan. Produk ini merupakan produk turunan methyl ester yang memiliki nilai tambah hingga 226%. Tidak mengherankan bila grup usaha Unilever tertarik menanamkan modalnya membuat industri pengolahan surfaktan.
Selain Unilever, grup usaha Sinarmas juga tertarik menanamkan modalnya di industri pengolahan surfaktan.
Menurut Panggah, jika persoalan infrastruktur bisa diselesaikan, pihaknya optimis banyak grup usaha lain yang berminat di industri hilir.
"Pelabuhan, jalan, rel kereta api, tangki timbun, pompa/pipanisasi, pasokan gas dan listrik kita masih menjadi kendala," ujarnya.
(dmd)