Meraih Untung dari Sepatu Kulit Ular Python
A
A
A
SIAPA yang tak kenal dengan hewan melata ular python. Banyak orang yang takut dengan reftil raksasa ini. Namun, di tangan Taufik Rahman, hewan buas tersebut menjadi komoditas sangat menguntungkan.
Ya, melalui usaha yang diberi nama Shoemaker Parker, dia mengembangkan produksi sepatu dari sejumlah kulit hewan. Produk-produk yang dibuat selain dari bahan standar, kulit sapi dan domba, Lukman juga membuat sepatu dari kulit bayawak, buaya dan ikan. Namun, yang paling unik adalah kulit ular python.
Pria yang memiliki usaha di Jl Sanggar Kencana VI No 14, Sanggar Hurip Estate, Bandung, Jawa Barat ini menuturkan, untuk membuat sepasang sepatu kulit ular python dirinya membutuhkan waktu 3-4 hari. Tak heran, jika harga sepatu ini cukup fantastis, yaitu Rp5,4 juta.
Namun, harga ini sebanding dengan eksklusifitas barang yang dibuatnya. Dipastikan tidak ada yang menyamai. "Untuk membuat sepasang sepatu dibutuhkan dua ular. Kulit ular yang satu untuk bagian (kaki) kiri dan ular yang lain bagian kanan. Jadi, tidak akan sama," ujar Lukman kepada Sindonews saat ditemui dalam pameran Sepatu, Kulit dan Fashion Indonesia (SKF) 2014 di Senayan, Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Produk sepatu yang diberi merek Parker ini memiliki ketebalan 1,2 -1,4 mm sehingga sangat kuat. Selain itu, proses pembuatannya menggunakan tangan sehingga memiliki nilai lebih.
"Peminatnya banyak dari dalam dan luar negeri. Mereka biasanya memesan secara khusus, sehingga lebih eksklusif. Kalau untuk sistem pemesanan tergantung dari pelanggan atau konsumen. Mereka bisa memilih sesuai selera. Bentuk bisa custom karena perajin atau teknisi pembuat sepatu kami tanpa alat mesin," imbuhnya.
Berkat ketekunannya, sejak merintis usaha dari nol pada 2011, Lukman kini memiliki omzet lebih dari Rp200 juta. "Saya memulai usaha dari pesanan-pesanan orang, kini total omzetnya sekitar Rp200juta-an," ucapnya.
Dia berharap kreativitasnya ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. Seiring dengan kemajuan teknologi, mereka harus lebih kreatif, inovatif, dan siap bersaing di pasar global.
Menurut Lukman, pada dasarnya semua orang memiliki kesempatan untuk sukses. "Untuk meraih sukses, kuncinya adalah punya kemauan, modal, usaha, doa, gigih dalam menjalankan (pekerjaan) dan jangan putus asa," terangnya.
Ya, melalui usaha yang diberi nama Shoemaker Parker, dia mengembangkan produksi sepatu dari sejumlah kulit hewan. Produk-produk yang dibuat selain dari bahan standar, kulit sapi dan domba, Lukman juga membuat sepatu dari kulit bayawak, buaya dan ikan. Namun, yang paling unik adalah kulit ular python.
Pria yang memiliki usaha di Jl Sanggar Kencana VI No 14, Sanggar Hurip Estate, Bandung, Jawa Barat ini menuturkan, untuk membuat sepasang sepatu kulit ular python dirinya membutuhkan waktu 3-4 hari. Tak heran, jika harga sepatu ini cukup fantastis, yaitu Rp5,4 juta.
Namun, harga ini sebanding dengan eksklusifitas barang yang dibuatnya. Dipastikan tidak ada yang menyamai. "Untuk membuat sepasang sepatu dibutuhkan dua ular. Kulit ular yang satu untuk bagian (kaki) kiri dan ular yang lain bagian kanan. Jadi, tidak akan sama," ujar Lukman kepada Sindonews saat ditemui dalam pameran Sepatu, Kulit dan Fashion Indonesia (SKF) 2014 di Senayan, Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Produk sepatu yang diberi merek Parker ini memiliki ketebalan 1,2 -1,4 mm sehingga sangat kuat. Selain itu, proses pembuatannya menggunakan tangan sehingga memiliki nilai lebih.
"Peminatnya banyak dari dalam dan luar negeri. Mereka biasanya memesan secara khusus, sehingga lebih eksklusif. Kalau untuk sistem pemesanan tergantung dari pelanggan atau konsumen. Mereka bisa memilih sesuai selera. Bentuk bisa custom karena perajin atau teknisi pembuat sepatu kami tanpa alat mesin," imbuhnya.
Berkat ketekunannya, sejak merintis usaha dari nol pada 2011, Lukman kini memiliki omzet lebih dari Rp200 juta. "Saya memulai usaha dari pesanan-pesanan orang, kini total omzetnya sekitar Rp200juta-an," ucapnya.
Dia berharap kreativitasnya ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. Seiring dengan kemajuan teknologi, mereka harus lebih kreatif, inovatif, dan siap bersaing di pasar global.
Menurut Lukman, pada dasarnya semua orang memiliki kesempatan untuk sukses. "Untuk meraih sukses, kuncinya adalah punya kemauan, modal, usaha, doa, gigih dalam menjalankan (pekerjaan) dan jangan putus asa," terangnya.
(dmd)