Kadin: Program CSR Kewirausahaan Perlu Dikembangkan
A
A
A
JAKARTA - Peran perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menumbuhkembangkan wirausaha melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) di perusahaannya dinilai sangat penting bagi peningkatan kuantitas dan kualitas wirausaha.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan melalui program CSR, perusahaan secara nyata dapat mendorong penciptaan wirausaha secara berkesinambungan, selain dapat mendorong keberlanjutan bisnis dari perusahaan itu sendiri.
"Untuk menumbuhkembangkan wirausahawan baru perlu mulai diterapkan strategi komperhensif yang mengikat. Hal ini terkait dengan pendidikan, pengalaman terjun langsung, dukungan dari masyarakat serta peran dari perusahaan-perusahaan itu sendiri untuk mengembangkan wirausaha di Tanah Air," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang CSR Suryani Motik di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Suryani menilai bahwa proporsi wirausaha Indonesia yang baru sekitar 0,24% dari populasi penduduk atau sekitar 500 ribu orang disadari masih sangat kurang untuk mendukung akselerasi pembangunan ekonomi.
"Sedikitnya dibutuhkan 2% atau 4,8 juta wirausaha dari populasi penduduk Indonesia, sebagaimana prasyarat suksesnya pembangunan ekonomi suatu negara," ujar dia.
Sebagai perbandingan, jumlah wirausaha di Amerika serikat (AS) mencapai 12% dari total jumlah penduduknya, di Singapura 7%, Tiongkok dan Jepang 10%, India 7% dan Malaysia 3%.
"Wirausaha di negara kita, bahkan belum mencapai 1%, padahal peningkatan rasio jumlah wirausaha terhadap jumlah populasi Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing untuk berkompetisi dengan negara lain," tuturnya.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan melalui program CSR, perusahaan secara nyata dapat mendorong penciptaan wirausaha secara berkesinambungan, selain dapat mendorong keberlanjutan bisnis dari perusahaan itu sendiri.
"Untuk menumbuhkembangkan wirausahawan baru perlu mulai diterapkan strategi komperhensif yang mengikat. Hal ini terkait dengan pendidikan, pengalaman terjun langsung, dukungan dari masyarakat serta peran dari perusahaan-perusahaan itu sendiri untuk mengembangkan wirausaha di Tanah Air," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang CSR Suryani Motik di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Suryani menilai bahwa proporsi wirausaha Indonesia yang baru sekitar 0,24% dari populasi penduduk atau sekitar 500 ribu orang disadari masih sangat kurang untuk mendukung akselerasi pembangunan ekonomi.
"Sedikitnya dibutuhkan 2% atau 4,8 juta wirausaha dari populasi penduduk Indonesia, sebagaimana prasyarat suksesnya pembangunan ekonomi suatu negara," ujar dia.
Sebagai perbandingan, jumlah wirausaha di Amerika serikat (AS) mencapai 12% dari total jumlah penduduknya, di Singapura 7%, Tiongkok dan Jepang 10%, India 7% dan Malaysia 3%.
"Wirausaha di negara kita, bahkan belum mencapai 1%, padahal peningkatan rasio jumlah wirausaha terhadap jumlah populasi Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing untuk berkompetisi dengan negara lain," tuturnya.
(rna)