Tahun Ini Pelabuhan Bitung Diperpanjang 395 Meter
A
A
A
MANADO - Pelabuhan Internasional Bitung segara diperpanjang 130 meter (m) menjadi 460 m. Hal ini sejalan dengan dilakukannya penandatanganan peraturan pemerintah (PP) tentang penerapan Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei lalu di Jakarta.
Karena itu, penetapan KEK itu membuat Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) mempercepat implementasi pembangunan infrastruktur seperti, pembebasan lahan jalan tol Manado-Bitung, kawasan industri, dan pemgembangan Pelabuhan Internasional Bitung. Di mana dengan adanya KEK di Sulut, Pemprov Sulut mengklaim, Sulut bakal menjadi pintu gerbang di Indonesia Timur.
General Manager Peti Kemas Bitung Kalbar Yanto mengatakan, hingga saat ini panjang pelabuhan 330 m, dan akan dilakukan penambahan 130 meter melalui dua tahap.
"Tahap pembangunan pertama semester II/2014 sepanjang 65 m menjadi 395 m tahun ini. Tahap kedua, direncanakan tahun depan. Seluruh dana pembangunan berasal dari APBN, sedangkan Pelindo IV akan menyiapkan fasilitas pendukung lainnya," jelasnya.
Jika kedua tahap pembangunan itu selesai, maka pelabuhan Bitung akan mampu melayani bongkar muat dua kapal sekaligus.
Dari panjang 330 m Pelabuhan Bitung saat ini, kata dia, mampu melayani kapal ukuran 10.000 TEUs. Penambahan nantinya, diproyeksi menambah aktivitas bongkar muat. Pembangunan itu sejalan dengan rencana pemerintah untuk KEK Bitung. Pelindo IV berinvestasi melengkapi fasilitas pelabuhan sehingga akan tercipta pasar.
"Aktivitas bongkar muat sejauh ini masih stagnan. Bongkar-muat peti kemas diprediksi akan meningkat 10% pada semester II/2014 atau pada Lebaran dan Natal nanti," terangnya.
Kata dia, tahun ini ditargetkan pelayanan peti kemas tumbuh 40% dari pencapaian tahun lalu sebanyak 145.000 TEUs. Strategi yang disiapkan ialah menggandeng banyak-banyak perusahan kargo.
"Maersk Line adalah pendatang baru di Pelabuhan Bitung, dan saat ini sudah ruting dua kali sebulan. Saat ini kami juga telah melakukan pembicaraan beberapa perusahaan lain agar bisa singgah di Pelabuhan Bitung," bebernya.
Mengantisipasi pertumbuhan pelabuhan peti kemas, pihaknya tengah menyiapkan masterplan pelabuhan Bitung yang akan menunjang kawasan industri KEK Bitung. Masterplan akan mengatur pengembangan pelabuhan termasuk di dalamnya perluasan tempat penampungan peti kemas yang kemungkinan dilakukan dengan mereklamasi pantai.
"Perencanaan ini semuanya sudah matang, tinggal menunggu waktu pelaksanaan agar pengembangannya lebih terarah. Dan saat ini kami masih memperkuat layanan IT agar nanti dan ke depannya berjalan lancar," jelasnya.
Sebelumnya Direktur Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Manado-Bitung Noldy Tuerah mengatakan, Pemrov Sulut telah menyiapklan skema kerja sama pemerintah swasta untuk menggarap jalan tol, kawasan industri, dan pelabuhan dengan nilai investasi ditaksir mencapai Rp20 triliun.
Karena itu, penetapan KEK itu membuat Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) mempercepat implementasi pembangunan infrastruktur seperti, pembebasan lahan jalan tol Manado-Bitung, kawasan industri, dan pemgembangan Pelabuhan Internasional Bitung. Di mana dengan adanya KEK di Sulut, Pemprov Sulut mengklaim, Sulut bakal menjadi pintu gerbang di Indonesia Timur.
General Manager Peti Kemas Bitung Kalbar Yanto mengatakan, hingga saat ini panjang pelabuhan 330 m, dan akan dilakukan penambahan 130 meter melalui dua tahap.
"Tahap pembangunan pertama semester II/2014 sepanjang 65 m menjadi 395 m tahun ini. Tahap kedua, direncanakan tahun depan. Seluruh dana pembangunan berasal dari APBN, sedangkan Pelindo IV akan menyiapkan fasilitas pendukung lainnya," jelasnya.
Jika kedua tahap pembangunan itu selesai, maka pelabuhan Bitung akan mampu melayani bongkar muat dua kapal sekaligus.
Dari panjang 330 m Pelabuhan Bitung saat ini, kata dia, mampu melayani kapal ukuran 10.000 TEUs. Penambahan nantinya, diproyeksi menambah aktivitas bongkar muat. Pembangunan itu sejalan dengan rencana pemerintah untuk KEK Bitung. Pelindo IV berinvestasi melengkapi fasilitas pelabuhan sehingga akan tercipta pasar.
"Aktivitas bongkar muat sejauh ini masih stagnan. Bongkar-muat peti kemas diprediksi akan meningkat 10% pada semester II/2014 atau pada Lebaran dan Natal nanti," terangnya.
Kata dia, tahun ini ditargetkan pelayanan peti kemas tumbuh 40% dari pencapaian tahun lalu sebanyak 145.000 TEUs. Strategi yang disiapkan ialah menggandeng banyak-banyak perusahan kargo.
"Maersk Line adalah pendatang baru di Pelabuhan Bitung, dan saat ini sudah ruting dua kali sebulan. Saat ini kami juga telah melakukan pembicaraan beberapa perusahaan lain agar bisa singgah di Pelabuhan Bitung," bebernya.
Mengantisipasi pertumbuhan pelabuhan peti kemas, pihaknya tengah menyiapkan masterplan pelabuhan Bitung yang akan menunjang kawasan industri KEK Bitung. Masterplan akan mengatur pengembangan pelabuhan termasuk di dalamnya perluasan tempat penampungan peti kemas yang kemungkinan dilakukan dengan mereklamasi pantai.
"Perencanaan ini semuanya sudah matang, tinggal menunggu waktu pelaksanaan agar pengembangannya lebih terarah. Dan saat ini kami masih memperkuat layanan IT agar nanti dan ke depannya berjalan lancar," jelasnya.
Sebelumnya Direktur Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Manado-Bitung Noldy Tuerah mengatakan, Pemrov Sulut telah menyiapklan skema kerja sama pemerintah swasta untuk menggarap jalan tol, kawasan industri, dan pelabuhan dengan nilai investasi ditaksir mencapai Rp20 triliun.
(gpr)