Hadapi Hambatan, Prospek KBLI Diprediksi Masih Cerah

Minggu, 15 Juni 2014 - 14:00 WIB
Hadapi Hambatan, Prospek...
Hadapi Hambatan, Prospek KBLI Diprediksi Masih Cerah
A A A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan prospek PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI) pada tahun ini tetap cerah meski menghadapi hambatan melambatnya perkembangan industri, serta menurunnya harga tembaga dan alumunium.

Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto memperkirakan, permintaan kabel listrik tumbuh 10-15% didukung sejumlah proyek listrik dari pemerintah, khususnya melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan permintaan untuk kabel transmisi dari sektor swasta untuk pemangunan perumahan, gedung dan pabrik.

"Namun, pembangunan pembangkit listrik akhir-akhir ini terhambat masalah teknis dan kesulitan dengan realisasi pembebasan lahan," kata dia dalam risetnya.

Dia memprediksi, pertumbuhan di sektor properti menurun akibat naiknya suku bunga Bank Indonesia (BI), makin ketatnya peraturan loan to value (LTV) dan kredit pemilikan rumah (KPR), ekspansi kredit yang lebih rendah dan ketidakpastian politik menjelang pemilihan umum (pemilu).

Kendati demikian, pendapatan produsen kabel dari kabel tembaga meningkat dengan compound annual growth rate (CAGR) 36% selama periode 2009-2013, sedangkan dari kabel alumuni tumbuh dengan CAGR 30%.

Pada tahun ini, Pefindo memperkirakan pendapatan KBLI akan menurun dipicu perkembangan industri serta penurunan harga tembaga dan alumunium. Marjin laba kotor perseroan diperkirakan turun sejalan dengan berkurangnya estimasi penjualan kabel tegangan menengah ke PLN.

Dia memprediksi, penjualan KBLI pada tahun ini turun 4,67% menjadi Rp2,45 triliun dari tahun sebelumnya Rp2,57 triliun. Sementara laba bersih susut 12,16% menjadi Rp65 miliar dibanding tahun lalu Rp74 miliar.

"Namun, kami yakin prospek KLBL tetap cerah, meskipun saat ini terdapat hambatan jangka pendek," ujar dia.

Dia menuturkan, prospek permintaan kabel listrik masih menarik didukung fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dengan pertumbuhan relatif stabil, pertumbuhan penduduk berpendapatan menengah yang kuat, besarnya pertumbuhan kebutuhan perumahan, kemajuan proyek infrastruktur pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) dan rencana mengintensifkan pembangunan smelter di Indonesia.

Meningkatnya prospek di masa mendatang sejalan dengan produk baru yang akan diluncurkan pada Agustus 2015, yang akan meningatkan marjin laba kotor KLBI.

"Untuk mengatasi penurunan pendapatan pada tahun 2014, perseroan berfokus pada program efisiensi. Seiring dengan perkiraan kami bahwa penjualan akan semakin kuat ke depannya, kami memperkirakan laba perseroan juga akan mengikuti," tutur dia.

Pada 2015, Pefindo memperkirakan bahwa penjualan KLBI akan meningkat menjadi Rp2,74 triliun dengan laba bersih naik menjadi Rp83 miliar. Adapun target harga saham KLBI untuk 12 bulan ke depan, terendah di harga Rp199 dan tertinggi di harga Rp253 per lembar. Adapun harga saham KLBI pada penutupan perdagangan terakhir berada di Rp151 per lembar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0685 seconds (0.1#10.140)