Laba Komprehensif 2013 KSEI Turun 8%
A
A
A
JAKARTA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan penurunan sekitar 8% pada jumlah laba komprehensif tahun berjalan yakni dari Rp137 miliar di 2012 menjadi Rp126 miliar di 2013.
Namun secara operasional, dari tahun ke tahun KSEI masih mencatatkan kinerja keuangan yang sehat, dengan pertumbuhan rata-rata laba komprehensif sebesar 13% selama 5 tahun terakhir (2009-2013).
“Pertumbuhan positif turut dicatatkan KSEI pada jumlah aset perusahaan yang mencapai sekitar Rp1 triliun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 22% selama 5 tahun terakhir (2009-2013),” ungkap Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi di Jakarta, Kamis (29/6/2014).
Sementara itu, untuk keseluruhan total investor yang memanfaatan Fasilitas AKSes saat ini baru menembus angka 42.000 dan belum mencapai jumlah yang diharapkan.
Dia menjelaskan, meskipun belum mencapai angka yang diharapkan, pihaknya tengah mengupayakan berbagai pengembangan untuk memberikan kemudahan dan alternatif bagi investor untuk melakukan login, sehingga investor dapat lebih mudah melakukan pemantauan portofolio Efek dan dana melalui Fasilitas AKSes.
Heri menambahkan, alternatif untuk login ke Fasilitas AKSes telah diupayakan melalui kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan ATM Bank Pembayaran.
Pada awal 2014, KSEI melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Bank Permata Tbk, yang direncanakan akan mulai beroperasi akhir Juni ini.
“Kerja sama ini juga menandakan dimulainya sinergi antara pasar modal dengan dunia perbankan,” katanya.
Menurut Heri, sebagai lembaga yang memiliki catatan tentang investor pasar modal Indonesia, KSEI hingga saat ini terus berusaha agar data yang tercatat senantiasa terkini dan terbarukan, khususnya untuk mendukung implementasi Single Investor Identification (SID).
Penerapan modul Static Data Investor (SDI) sejak 27 Desember 2013, menjadi langkah awal dalam proses pengkinian data investor. Dengan modul tersebut, pengkinian data dapat dilakukan oleh Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) secara langsung apabila terjadi perubahan data nasabah.
Dalam waktu dekat, lanjut Heri, diharapkan data nasabah di SDI dapat terhubung dengan data kependudukan milik Departemen Dalam Negeri yang didasarkan pada data e-KTP.
"Untuk merealisasikan hal tersebut, beberapa waktu lalu Otoritas Jasa Keuangan telah menandatangani Memorandum of Understanding dengan Kementerian Dalam Negeri untuk pemanfaatan database kependudukan Republik Indonesia,” terang dia.
Diungkapnya, sebagai tahap awal, database kependudukan akan dimanfaatkan untuk mengefektifkan proses pengkinian data investor yang telah terdaftar dalam modul SDI.
Namun secara operasional, dari tahun ke tahun KSEI masih mencatatkan kinerja keuangan yang sehat, dengan pertumbuhan rata-rata laba komprehensif sebesar 13% selama 5 tahun terakhir (2009-2013).
“Pertumbuhan positif turut dicatatkan KSEI pada jumlah aset perusahaan yang mencapai sekitar Rp1 triliun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 22% selama 5 tahun terakhir (2009-2013),” ungkap Direktur Utama KSEI Heri Sunaryadi di Jakarta, Kamis (29/6/2014).
Sementara itu, untuk keseluruhan total investor yang memanfaatan Fasilitas AKSes saat ini baru menembus angka 42.000 dan belum mencapai jumlah yang diharapkan.
Dia menjelaskan, meskipun belum mencapai angka yang diharapkan, pihaknya tengah mengupayakan berbagai pengembangan untuk memberikan kemudahan dan alternatif bagi investor untuk melakukan login, sehingga investor dapat lebih mudah melakukan pemantauan portofolio Efek dan dana melalui Fasilitas AKSes.
Heri menambahkan, alternatif untuk login ke Fasilitas AKSes telah diupayakan melalui kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan ATM Bank Pembayaran.
Pada awal 2014, KSEI melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Bank Permata Tbk, yang direncanakan akan mulai beroperasi akhir Juni ini.
“Kerja sama ini juga menandakan dimulainya sinergi antara pasar modal dengan dunia perbankan,” katanya.
Menurut Heri, sebagai lembaga yang memiliki catatan tentang investor pasar modal Indonesia, KSEI hingga saat ini terus berusaha agar data yang tercatat senantiasa terkini dan terbarukan, khususnya untuk mendukung implementasi Single Investor Identification (SID).
Penerapan modul Static Data Investor (SDI) sejak 27 Desember 2013, menjadi langkah awal dalam proses pengkinian data investor. Dengan modul tersebut, pengkinian data dapat dilakukan oleh Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) secara langsung apabila terjadi perubahan data nasabah.
Dalam waktu dekat, lanjut Heri, diharapkan data nasabah di SDI dapat terhubung dengan data kependudukan milik Departemen Dalam Negeri yang didasarkan pada data e-KTP.
"Untuk merealisasikan hal tersebut, beberapa waktu lalu Otoritas Jasa Keuangan telah menandatangani Memorandum of Understanding dengan Kementerian Dalam Negeri untuk pemanfaatan database kependudukan Republik Indonesia,” terang dia.
Diungkapnya, sebagai tahap awal, database kependudukan akan dimanfaatkan untuk mengefektifkan proses pengkinian data investor yang telah terdaftar dalam modul SDI.
(gpr)