Grup Bakrie Berusaha Hindari Default ke-3 Obligasi
A
A
A
SINGAPURA - Grup Bakrie berusaha menghindari gagal bayar (default) ketiga utang perusahaannya dalam 16 bulan terakhir.
Adapun emiten batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membutuhkan setidaknya tiga perempat suara dalam pertemuan pemegang obligasi di Singapura hari ini.
Dalam catatannya kepada investor, pertemuan para pemegang obligasi tersebut dimaksudkan untuk meminta perpanjangan batas waktu pembayaran obligasi jatuh tempo senilai USD375 juta pada Agustus mendatang selama tujuh tahun ke depan.
BUMI ingin memperpanjang obligasi jatuh tempo dengan kupon 9,25% tersebut menjadi Juli 2021 dan mengurangi kupon tahunan menjadi 7% serta mengubah harga konversi menjadi Rp750 (USD0,06) dari sebelumnya Rp3.366,9.
"Kasus dengan BUMI tidak meyakinkan investor dan tidak membantu memulihkan citra Indonesia," kata Penasihat Investasi di Asset Management AG Holinger Tobias Bettkober seperti dilansir Bloomberg, Jumat (20/6/2014).
Harga saham BUMI sepanjang tahun ini telah merosot 45% menjadi Rp164 per lembar. Pelemahan itu di tengah melonjaknya Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 14%.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, masalah BUMI terkait dengan menurunnya kinerja akibat rendahnya harga batu bara, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan menyusutnya marjin.
Adapun emiten batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membutuhkan setidaknya tiga perempat suara dalam pertemuan pemegang obligasi di Singapura hari ini.
Dalam catatannya kepada investor, pertemuan para pemegang obligasi tersebut dimaksudkan untuk meminta perpanjangan batas waktu pembayaran obligasi jatuh tempo senilai USD375 juta pada Agustus mendatang selama tujuh tahun ke depan.
BUMI ingin memperpanjang obligasi jatuh tempo dengan kupon 9,25% tersebut menjadi Juli 2021 dan mengurangi kupon tahunan menjadi 7% serta mengubah harga konversi menjadi Rp750 (USD0,06) dari sebelumnya Rp3.366,9.
"Kasus dengan BUMI tidak meyakinkan investor dan tidak membantu memulihkan citra Indonesia," kata Penasihat Investasi di Asset Management AG Holinger Tobias Bettkober seperti dilansir Bloomberg, Jumat (20/6/2014).
Harga saham BUMI sepanjang tahun ini telah merosot 45% menjadi Rp164 per lembar. Pelemahan itu di tengah melonjaknya Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 14%.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, masalah BUMI terkait dengan menurunnya kinerja akibat rendahnya harga batu bara, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan menyusutnya marjin.
(rna)