Lambat Beroperasi, PLTG Senipah Rugi Rp6 M
A
A
A
SAMARINDA - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui perusahaan daerahnya terlambat mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Senipah. Akibatnya, ada kerugian sekira Rp6 miliar akibat keterlambatan itu.
Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menjelaskan, semestinya PLTG Senipah telah beroperasi pada bulan April 2014 lalu. Karena tak kunjung beroperasi akibat negosiasi harga gas, kerugian PLTG mencapai Rp2 miliar per bulan. Kerugian tersebut karena modal pembangunannya sebagian besar disuntik dari pinjaman Bank BNI.
“Kan ada pinjaman ke BNI, dan harusnya sudah jalan tiga bulan lalu. Ruginya sekitar Rp2 miliar per bulan. Masih terjadi perdebatan antara Pak Luhut (Luhut Panjaitan, Direktur Toba Sejahtera Group) dan PLN, siapa yang akan menanggung,” kata Rita, Sabtu (21/6/2014).
Pembangunan PLTG ini menggunakan sistem golden share antara Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (KSDE) Kutai Kartanegara dengan Konsorsium PT Kartanegara Energi Perkasa, salah satu anak perusahaan Toba Sejahtera Group. Pembagiannya, 10 persen saham dimiliki KSDE, dan 90 persen menjadi hak Toba Sejahtera Group.
“Kami menggunakan sistem golden share atau pasang modal tapi tanpa uang. Karena PLTG dibangun di daerah kami jadi kami fasilitasi seperti pembebasan lahan, termasuk urusan gasnya,” kata Rita.
Meski demikian, Rita menjamin Juli 2014 nanti PLTG berkapasitas 82 megawatt ini segera beroperasi. Hanya saja, pembagian fee dari golden share ini ternyata belum jelas. Rita menyebut belum ada perjanjian tertulis terkait pembagian keuntungan.
Namun untuk saat ini, Rita berharap PLTG Senipah segera beroperasi. Soal pembagian fee akan dibahas kemudian agar lebih jelas dan tidak tersangkut masalah hukum di kemudian hari.
“Jadi tak apa belum ada perjanjiannya yang penting PLTG Senipah beroperasi dulu. Karena ada jatah pasokan listrik sendiri untuk Kutai Kartanegara dari PLTG tersebut,” katanya.
Mengenai persoalan pasokan gas, Rita menyebut sudah ada kesepakatan harga dengan Total Indonesie. Terhambatnya negosiasi harga gas disebabkan harga gas yang selalu berubah-ubah.
Operasional PLTG Senipah tinggal menunggu surat dari Kementrian ESDM. Rencananya, dalam waktu dekat Perusda akan menyurati Kementerian ESDM.
“Tempo hari, ESDM juga menunggu surat dari kita dan kita juga tunggu surat dari ESDM. Jadi tunggu-tungguan. Jadi kita akan bersurat duluan ke ESDM pekan ini,” katanya.
Jika PLTG Senipah segera beroperasi, masalah byar pet di tiga daerah yang masuk dalam jaringan Sistem Mahakam akan teratasi. Tiga daerah tersebut adalah Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara.
Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menjelaskan, semestinya PLTG Senipah telah beroperasi pada bulan April 2014 lalu. Karena tak kunjung beroperasi akibat negosiasi harga gas, kerugian PLTG mencapai Rp2 miliar per bulan. Kerugian tersebut karena modal pembangunannya sebagian besar disuntik dari pinjaman Bank BNI.
“Kan ada pinjaman ke BNI, dan harusnya sudah jalan tiga bulan lalu. Ruginya sekitar Rp2 miliar per bulan. Masih terjadi perdebatan antara Pak Luhut (Luhut Panjaitan, Direktur Toba Sejahtera Group) dan PLN, siapa yang akan menanggung,” kata Rita, Sabtu (21/6/2014).
Pembangunan PLTG ini menggunakan sistem golden share antara Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (KSDE) Kutai Kartanegara dengan Konsorsium PT Kartanegara Energi Perkasa, salah satu anak perusahaan Toba Sejahtera Group. Pembagiannya, 10 persen saham dimiliki KSDE, dan 90 persen menjadi hak Toba Sejahtera Group.
“Kami menggunakan sistem golden share atau pasang modal tapi tanpa uang. Karena PLTG dibangun di daerah kami jadi kami fasilitasi seperti pembebasan lahan, termasuk urusan gasnya,” kata Rita.
Meski demikian, Rita menjamin Juli 2014 nanti PLTG berkapasitas 82 megawatt ini segera beroperasi. Hanya saja, pembagian fee dari golden share ini ternyata belum jelas. Rita menyebut belum ada perjanjian tertulis terkait pembagian keuntungan.
Namun untuk saat ini, Rita berharap PLTG Senipah segera beroperasi. Soal pembagian fee akan dibahas kemudian agar lebih jelas dan tidak tersangkut masalah hukum di kemudian hari.
“Jadi tak apa belum ada perjanjiannya yang penting PLTG Senipah beroperasi dulu. Karena ada jatah pasokan listrik sendiri untuk Kutai Kartanegara dari PLTG tersebut,” katanya.
Mengenai persoalan pasokan gas, Rita menyebut sudah ada kesepakatan harga dengan Total Indonesie. Terhambatnya negosiasi harga gas disebabkan harga gas yang selalu berubah-ubah.
Operasional PLTG Senipah tinggal menunggu surat dari Kementrian ESDM. Rencananya, dalam waktu dekat Perusda akan menyurati Kementerian ESDM.
“Tempo hari, ESDM juga menunggu surat dari kita dan kita juga tunggu surat dari ESDM. Jadi tunggu-tungguan. Jadi kita akan bersurat duluan ke ESDM pekan ini,” katanya.
Jika PLTG Senipah segera beroperasi, masalah byar pet di tiga daerah yang masuk dalam jaringan Sistem Mahakam akan teratasi. Tiga daerah tersebut adalah Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara.
(gpr)