Perkuat Wealth Management, BNI Sasar Mahasiswa
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mulai menyasar nasabah segmen yang lebih muda untuk produk wealth management. Kepada para mahasiswa perseroan menawarkan produk reksa dana berkala mulai dari Rp100 ribu.
Perseroan mencatatkan nasabah wealth management sebanyak 21 ribu nasabah di kuartal I/2014 dan ditargetkan tumbuh 18% pada kuartal II/2014.
VP Costumer Management and Marketing BBNI Halwas menuturkan pihaknya membuka peluang berinvestasi untuk kalangan mahasiswa. Perseroan menyadari juga harus merangkul nasabah yang lebih muda dalam wealth management.
"Kami tidak ingin dana investasi saat ini beralih di kemudian hari karena tidak merangkul generasi mudanya. Sehingga kami mulai datang ke kampus-kampus dan memberikan pendidikan berinvestasi dan menawarkan produk reksa dana terjangkau untuk mereka," ujar Halwas di Jakarta belum lama ini.
Dia mengatakan perseroan juga semakin gencar memasarkan layanan emerald private banking untuk dana Rp1 miliar ke atas. Perbankan disebutnya semakin membutuhkan perlindungan dari pihak otoritas dalam bisnis wealth management. Total dana kelolaan di dalam negeri mencapai Rp18 triliun dengan pertumbuhan 16,8% dalam kurun waktu 2011-2012.
Namun, sejak 2007 pasarnya masih fokus di Singapura, dengan nilai asset under management di sana mencapai USD850 juta pada 2013. "Terbesar di UBS dan Credit Suisse. Sedangkan di Indonesia porsi terbesar di Jakarta 55% dan Bali hanya 35 orang," ujarnya.
Dia mengatakan, sudah waktunya bank lokal mengembangkan produk wealth management. Bank lokal terkendala selama ini karena kesulitan akses data calon nasabah dalam negeri, khususnya untuk produk off balance sheet yang hanya bisa didapatkan bank asing.
Perseroan bisa menguasai lebih dari 50% pasar di dalam negeri. Ke depan juga bisa merangkul 40% karena ada cabang di luar negeri yang bisa diberdayakan. Sehingga perseroan optimistis mempunyai peluang untuk memimpin pasar.
"Pemain lokal lebih diuntungkan daripada asing. Kita memiliki ketersediaan waktu, dan personal relationship. Karakter orang kaya di sini bisa akrab, beda dengan orang asing. Kita siapkan SDM yang tepat sesuai karakter nasabahnya," ujarnya.
Perseroan juga menggunakan BNI Financial Board Game untuk mendekati segmen mahasiswa. Permainan yang didesain menyerupai monopoli ini, disiapkan sebagai alat untuk belajar mengelola keuangan dan perencanaan investasi yang disesuaikan dengan kondisi sektor keuangan di Indonesia.
Perseroan mencatatkan nasabah wealth management sebanyak 21 ribu nasabah di kuartal I/2014 dan ditargetkan tumbuh 18% pada kuartal II/2014.
VP Costumer Management and Marketing BBNI Halwas menuturkan pihaknya membuka peluang berinvestasi untuk kalangan mahasiswa. Perseroan menyadari juga harus merangkul nasabah yang lebih muda dalam wealth management.
"Kami tidak ingin dana investasi saat ini beralih di kemudian hari karena tidak merangkul generasi mudanya. Sehingga kami mulai datang ke kampus-kampus dan memberikan pendidikan berinvestasi dan menawarkan produk reksa dana terjangkau untuk mereka," ujar Halwas di Jakarta belum lama ini.
Dia mengatakan perseroan juga semakin gencar memasarkan layanan emerald private banking untuk dana Rp1 miliar ke atas. Perbankan disebutnya semakin membutuhkan perlindungan dari pihak otoritas dalam bisnis wealth management. Total dana kelolaan di dalam negeri mencapai Rp18 triliun dengan pertumbuhan 16,8% dalam kurun waktu 2011-2012.
Namun, sejak 2007 pasarnya masih fokus di Singapura, dengan nilai asset under management di sana mencapai USD850 juta pada 2013. "Terbesar di UBS dan Credit Suisse. Sedangkan di Indonesia porsi terbesar di Jakarta 55% dan Bali hanya 35 orang," ujarnya.
Dia mengatakan, sudah waktunya bank lokal mengembangkan produk wealth management. Bank lokal terkendala selama ini karena kesulitan akses data calon nasabah dalam negeri, khususnya untuk produk off balance sheet yang hanya bisa didapatkan bank asing.
Perseroan bisa menguasai lebih dari 50% pasar di dalam negeri. Ke depan juga bisa merangkul 40% karena ada cabang di luar negeri yang bisa diberdayakan. Sehingga perseroan optimistis mempunyai peluang untuk memimpin pasar.
"Pemain lokal lebih diuntungkan daripada asing. Kita memiliki ketersediaan waktu, dan personal relationship. Karakter orang kaya di sini bisa akrab, beda dengan orang asing. Kita siapkan SDM yang tepat sesuai karakter nasabahnya," ujarnya.
Perseroan juga menggunakan BNI Financial Board Game untuk mendekati segmen mahasiswa. Permainan yang didesain menyerupai monopoli ini, disiapkan sebagai alat untuk belajar mengelola keuangan dan perencanaan investasi yang disesuaikan dengan kondisi sektor keuangan di Indonesia.
(izz)