Mendag: Penurunan Aram I Harus Segera Diantisipasi
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi pada tahun ini menurut angka ramalan I (aram I) diperkirakan sebesar 69,87 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami penurunan sebesar 1,41 juta ton atau 1,98% dibandingkan 2013.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi langsung menanggapi hal ini dengan mengantisipasi kekurangan stok beras ke depan untuk Indonesia.
"Saya sudah memberikan arahan kepada dirut Bulog untuk mengantisispasi, yaitu turunnya prediksi aram yang 69,8 juta, artinya terjadi kontraksi 2% dari tahun lalu. Saat bersamaan kita harus antisipasi efek El Nino yang pada saat ini berdampak setidaknya moderat, tapi akan terjadi masalah kontraksi tersebut," ujarnya di kantor Kemendag, Rabu (2/7/2014).
Lutfi mengaku sudah memberikan arahan kepada dirut Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Bahkan, angka, harga, dan timing untuk itu sudah di berikan olehnya.
"Tapi saya mohon diskresi itu ada di tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan tidak terpojok oleh kontaminasi spekulan-spekulan yang ada, karena sudah dilakukan antisipasi," ujar dia.
Mendag mengingat pengalaman sebelumnya yaitu mengantisipasi tepat waktu, tepat kuantitas. Selain itu, juga diketahui bahwa beras sifatnya jauh lebih berbahaya dibandingkan komoditas-komoditas lain, seperti daging sapi, cabai dan lainnya.
"Jadi percayakan kepada pemerintah, saya sudah memberikan arahan kepada Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut," pungkasnya.
Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi langsung menanggapi hal ini dengan mengantisipasi kekurangan stok beras ke depan untuk Indonesia.
"Saya sudah memberikan arahan kepada dirut Bulog untuk mengantisispasi, yaitu turunnya prediksi aram yang 69,8 juta, artinya terjadi kontraksi 2% dari tahun lalu. Saat bersamaan kita harus antisipasi efek El Nino yang pada saat ini berdampak setidaknya moderat, tapi akan terjadi masalah kontraksi tersebut," ujarnya di kantor Kemendag, Rabu (2/7/2014).
Lutfi mengaku sudah memberikan arahan kepada dirut Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Bahkan, angka, harga, dan timing untuk itu sudah di berikan olehnya.
"Tapi saya mohon diskresi itu ada di tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan tidak terpojok oleh kontaminasi spekulan-spekulan yang ada, karena sudah dilakukan antisipasi," ujar dia.
Mendag mengingat pengalaman sebelumnya yaitu mengantisipasi tepat waktu, tepat kuantitas. Selain itu, juga diketahui bahwa beras sifatnya jauh lebih berbahaya dibandingkan komoditas-komoditas lain, seperti daging sapi, cabai dan lainnya.
"Jadi percayakan kepada pemerintah, saya sudah memberikan arahan kepada Bulog untuk mengantisipasi masalah tersebut," pungkasnya.
(izz)