Menkeu: Respon The Fed Tidak Setinggi Perkiraan
A
A
A
JAKARTA - Data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perbaikan, menjadikan akselarasi perekonomian di AS menjadi lebih pasti. Hal ini memungkinkan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bisa menaikkan suku bunga acuannya (Fed Rate) lebih cepat dari yang diperkirakan.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, pihaknya belum tau pasti bagaimana The Fed merespon perbaikan ini. Namun dirinya menduga, The Fed tidak akan merespon setinggi seperti yang diperkirakan.
"Responnya The Fed enggak akan setinggi seperti yang diperkirakan. Kayak di ECB (Bank Sentral Eropa) bahkan malah nerapin negatif interest rate," ujar dia di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, The Fed diduga akan menaikkan suku bunga acuannya. Namun dirinya tidak bisa memperkirakan seberapa tinggi kenaikannya. Hal ini tergantung recovery globalnya.
Menurutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat, hal ini akan berdampak pada terjadinya pengetatan terhadap industri keuangan.
"Karena mau enggak mau pengetatan akan terjadi, jadi tergantung juga eksternalnya. Sejauh ini inflasi oke. Growth juga segitu oke karena kita masih nomor dua tertinggi di antara G20," pungkas dia.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, pihaknya belum tau pasti bagaimana The Fed merespon perbaikan ini. Namun dirinya menduga, The Fed tidak akan merespon setinggi seperti yang diperkirakan.
"Responnya The Fed enggak akan setinggi seperti yang diperkirakan. Kayak di ECB (Bank Sentral Eropa) bahkan malah nerapin negatif interest rate," ujar dia di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, The Fed diduga akan menaikkan suku bunga acuannya. Namun dirinya tidak bisa memperkirakan seberapa tinggi kenaikannya. Hal ini tergantung recovery globalnya.
Menurutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat, hal ini akan berdampak pada terjadinya pengetatan terhadap industri keuangan.
"Karena mau enggak mau pengetatan akan terjadi, jadi tergantung juga eksternalnya. Sejauh ini inflasi oke. Growth juga segitu oke karena kita masih nomor dua tertinggi di antara G20," pungkas dia.
(gpr)