Batavia Prosperindo Incar Rp75 miliar dari IPO
A
A
A
JAKARTA - PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) mengincar dana segar sebesar Rp75 miliar dari hasil mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun dana tersebut akan diberikan kepada Malacca karena separuh saham yang dilepas ke publik merupakan divestasi induk. Sehingga dana yang tersisa di Batavia sendiri adalah sebesar Rp37,5 miliar.
Direktur Utama BPII, Rudi Setiadi mengatakan, dari dana Rp37,5 miliar akan digunakan untuk pengembangan dua anak usaha dengan masing-masing Rp18,75 miliar atau 50% dari total yang diraih Batavia.
"Dua anak perusahaan itu kita biayai Batavia Prosperindo Sekuritas bergerak brokerate jasa perantara efek, nah modal kerjanya perlu untuk volume trading yang kedua untuk manajer investasi yaitu mendukung usaha dalam rangka meningkatkan produk-produk reksa dana," ucap Rudi di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Rudi menambahkan, untuk produk reksa dana saat ini sudah banyak dan semuanya sudah ada seperti fix income, terproteksi. Namun dengan adanya penambahan modal, pihaknya dikabarkan akan meluncurkan produk reksa dana lagi.
"Reksa dana akan terus meluncurkan namun harus melihat perkembangan pasar, rencananya kita akan terus tingkatkan. Semuanya baik yang openendid, sama terproteksi," paparnya.
Sehingga pada tahun ini, lanjut Rudi, ditargetkan laba sekitar Rp28 miliar atau turun dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp32 miliar karena masih ada empat anak usaha.
"Sampai dengan Mei, laba kita sudah mencapai Rp15,5 miliar. Tahun lalu Rp32 miliar, dikarenakan masih ada dua anak usaha yang menggantung di Batavia Prosperindo," tukasnya.
Seperti diketahui, Batavia melepas 150 juta saham atau 29,18% modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Sejumlah 75 juta saham yang akan dilempar ke publik merupakan saham milik PT Malacca Trust Limited dan selebihnya adalah penerbitan saham baru.
Namun dana tersebut akan diberikan kepada Malacca karena separuh saham yang dilepas ke publik merupakan divestasi induk. Sehingga dana yang tersisa di Batavia sendiri adalah sebesar Rp37,5 miliar.
Direktur Utama BPII, Rudi Setiadi mengatakan, dari dana Rp37,5 miliar akan digunakan untuk pengembangan dua anak usaha dengan masing-masing Rp18,75 miliar atau 50% dari total yang diraih Batavia.
"Dua anak perusahaan itu kita biayai Batavia Prosperindo Sekuritas bergerak brokerate jasa perantara efek, nah modal kerjanya perlu untuk volume trading yang kedua untuk manajer investasi yaitu mendukung usaha dalam rangka meningkatkan produk-produk reksa dana," ucap Rudi di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Rudi menambahkan, untuk produk reksa dana saat ini sudah banyak dan semuanya sudah ada seperti fix income, terproteksi. Namun dengan adanya penambahan modal, pihaknya dikabarkan akan meluncurkan produk reksa dana lagi.
"Reksa dana akan terus meluncurkan namun harus melihat perkembangan pasar, rencananya kita akan terus tingkatkan. Semuanya baik yang openendid, sama terproteksi," paparnya.
Sehingga pada tahun ini, lanjut Rudi, ditargetkan laba sekitar Rp28 miliar atau turun dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp32 miliar karena masih ada empat anak usaha.
"Sampai dengan Mei, laba kita sudah mencapai Rp15,5 miliar. Tahun lalu Rp32 miliar, dikarenakan masih ada dua anak usaha yang menggantung di Batavia Prosperindo," tukasnya.
Seperti diketahui, Batavia melepas 150 juta saham atau 29,18% modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Sejumlah 75 juta saham yang akan dilempar ke publik merupakan saham milik PT Malacca Trust Limited dan selebihnya adalah penerbitan saham baru.
(gpr)