Mentan Pantau Daerah Kekurangan Pasokan Cabai
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengaku sedang memantau beberapa daerah yang membutuhkan pasokan cabai terkait anjloknya harga di petani. Selain itu juga melakukan koordinasi program jangka panjang berkaitan dengan masalah tersebut.
Suswono mengatakan, saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam program jangka panjang untuk membentuk mainset masyarakat yang mengonsumsi cabai.
"Memang dalam jangka panjang, kita harus merubah mainset masyarakat bahwa makan cabai itu tidak harus selalu segar, bisa dikeringkan. Kalau dikeringkan bisa tahan lama. Ini untuk merubah mainset ke depan," ujar dia saat Pengukuhan Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Kementerian Pertanian di Kementan, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Namun, dalam jangka pendek pihaknya sedang mencari titik daerah yang kekurangan stok cabai. Sehingga ada upaya dan informasi yang bisa dilakukan untuk distribusi ke daerah-daerah yang membutuhkan cabai, dari sentra-sentra penghasil cabai di wilayah Indonesia yang harganya jatuh.
"Ini yang baru kita pelajari hingga saat ini soal kantong-kantong wilayah di Indonesia yang mengalami kekurangan cabai," katanya.
Mengenai spesifik daerah yang masih mengalami kekurangan pasokan cabai tersebut, Suswono belum mengetahui secara pasti untuk daerahnya.
"Kami belum menerima laporan, tapi nanti dari Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Pertanian saya akan minta untuk segera mendapatkan datanya beberapa daerah yang membutuhkan pasokan cabai," ujar dia.
Suswono berharap ke depan mudah-mudahan dengan adanya kegiatan sistem informasi agribisnis yang sudah di launching, bisa menyelesaikan persoalan cabai ini.
"Masalah sebenarnya karena kurangnya informasi soal wilayah-wilayah yang membutuhkan cabai, sehingga cabai dengan stok banyak yang harganya murah, tidak bisa dijual," pungkasnya.
Suswono mengatakan, saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam program jangka panjang untuk membentuk mainset masyarakat yang mengonsumsi cabai.
"Memang dalam jangka panjang, kita harus merubah mainset masyarakat bahwa makan cabai itu tidak harus selalu segar, bisa dikeringkan. Kalau dikeringkan bisa tahan lama. Ini untuk merubah mainset ke depan," ujar dia saat Pengukuhan Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Kementerian Pertanian di Kementan, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Namun, dalam jangka pendek pihaknya sedang mencari titik daerah yang kekurangan stok cabai. Sehingga ada upaya dan informasi yang bisa dilakukan untuk distribusi ke daerah-daerah yang membutuhkan cabai, dari sentra-sentra penghasil cabai di wilayah Indonesia yang harganya jatuh.
"Ini yang baru kita pelajari hingga saat ini soal kantong-kantong wilayah di Indonesia yang mengalami kekurangan cabai," katanya.
Mengenai spesifik daerah yang masih mengalami kekurangan pasokan cabai tersebut, Suswono belum mengetahui secara pasti untuk daerahnya.
"Kami belum menerima laporan, tapi nanti dari Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Pertanian saya akan minta untuk segera mendapatkan datanya beberapa daerah yang membutuhkan pasokan cabai," ujar dia.
Suswono berharap ke depan mudah-mudahan dengan adanya kegiatan sistem informasi agribisnis yang sudah di launching, bisa menyelesaikan persoalan cabai ini.
"Masalah sebenarnya karena kurangnya informasi soal wilayah-wilayah yang membutuhkan cabai, sehingga cabai dengan stok banyak yang harganya murah, tidak bisa dijual," pungkasnya.
(izz)