ESDM Uji Coba Bahan Bakar Biodisel
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan peresmian uji jalan (road test) pemanfaatan biodiesel (B20) sebagai bahan bakar pada kendaraan bermotor.
Acara yang dibuka oleh Menteri ESDM Jero Wacik ini dihadiri oleh Wakil Menteri ESDM, para pejabat eselon 1 dari beberapa lembaga dan kementerian, wakil dari pemerintah daerah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, lembaga penelitian dan pengembangan, para ahli bahan bakar dan bioenergi di Indonesia, distributor bahan bakar, produsen bahan bakar nabati (BBN), perusahaan kendaraan bermotor dan alat besar serta seluruh asosiasi terkait.
"Konsumsi BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia telah mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari (bph) dan diperkirakan akan terus meningkat, padahal kemampuan produksi minyak bumi cenderung menurun dan kapasitas kilang BBM pun masih terbatas," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Ridha Mulyana Kementerian ESDM Rida Mulyana di Kementrian ESDM, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Rida menambahkan, total impor BBM saat ini mencapai sekitar 500 ribu bph. Impor BBM tersebut telah menjadi salah satu penyebab utama terjadinya defisit pada neraca pembayaran Indonesia yang terjadi sejak 2012.
"Di sisi lain, Indonesia memiliki banyak potensi bahan baku biodiesel sebagai pengganti BBM solar yang sangat besar, misalnya CPO (minyak sawit mentah). Saat ini, peroduksi CPO mencapai sekitar 30 juta ton per tahun dengan jumlah ekspor sekitar 20 juta ton per tahun," ujar dia.
Dengan kata lain, Rida memperkirakan, sekitar 1 juta ton CPO per tahun dapat diolah menjadi 20 ribu barel biodiesel per hari. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM, kata dia, perlu dipercepat pemanfaatan BBN.
"Sebagaimana telah diatur melalui Permen ESDM Nomor 25 tahun 2013, yang mewajibkan, antara lain pemakaian biodiesel sebesar 20% pada kendaraan bermotor pada tahun 2016," tandas dia.
Acara yang dibuka oleh Menteri ESDM Jero Wacik ini dihadiri oleh Wakil Menteri ESDM, para pejabat eselon 1 dari beberapa lembaga dan kementerian, wakil dari pemerintah daerah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, lembaga penelitian dan pengembangan, para ahli bahan bakar dan bioenergi di Indonesia, distributor bahan bakar, produsen bahan bakar nabati (BBN), perusahaan kendaraan bermotor dan alat besar serta seluruh asosiasi terkait.
"Konsumsi BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia telah mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari (bph) dan diperkirakan akan terus meningkat, padahal kemampuan produksi minyak bumi cenderung menurun dan kapasitas kilang BBM pun masih terbatas," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Ridha Mulyana Kementerian ESDM Rida Mulyana di Kementrian ESDM, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Rida menambahkan, total impor BBM saat ini mencapai sekitar 500 ribu bph. Impor BBM tersebut telah menjadi salah satu penyebab utama terjadinya defisit pada neraca pembayaran Indonesia yang terjadi sejak 2012.
"Di sisi lain, Indonesia memiliki banyak potensi bahan baku biodiesel sebagai pengganti BBM solar yang sangat besar, misalnya CPO (minyak sawit mentah). Saat ini, peroduksi CPO mencapai sekitar 30 juta ton per tahun dengan jumlah ekspor sekitar 20 juta ton per tahun," ujar dia.
Dengan kata lain, Rida memperkirakan, sekitar 1 juta ton CPO per tahun dapat diolah menjadi 20 ribu barel biodiesel per hari. Oleh karena itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM, kata dia, perlu dipercepat pemanfaatan BBN.
"Sebagaimana telah diatur melalui Permen ESDM Nomor 25 tahun 2013, yang mewajibkan, antara lain pemakaian biodiesel sebesar 20% pada kendaraan bermotor pada tahun 2016," tandas dia.
(rna)