Phapros Catat Pendapatan Semester I Rp192,9 M
A
A
A
JAKARTA - PT Phapros sepanjang semester I/2014 telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp192,9 miliar, yang mayoritas dikontribusi dari penjualan obat generik.
Adapun pendapatan dari penjualan obat generik mencapai 53,6% atau Rp103,39 miliar. Sedangkan sisanya sekitar Rp89,51 miliar dari penjualan ethical, over the counter (OTC), serta toll in. Adapun laba bersih perseroan pada enam bulan pertama tahun ini sebesar Rp3,6 miliar..
Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno berharap, pendapatan perseroan hingga penghujung tahun ini bisa mencapai Rp623 miliar dengan laba bersih sebesar Rp63 miliar-Rp70 miliar.
“Kinerja bisnis perseroan biasanya akan tumbuh lebih besar pada semester II mendatang,” kata Budi saat buka puasa bersama media di Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Saat ini, komposisi bisnis pada semester I mencapai 30% dari total pendapatan. Sedangkan, sisanya atau sebesar 70% berasal dari bisnis yang berjalan pada semester II.
Menurutnya, siklus seperti ini memang biasa terjadi. Bisnis pada umumnya bergerak lebih cepat pada semester II, sehingga perusahaan optimistis dapat merealisasikan target tersebut pada semester II.
Keyakinan perseroan tersebut didukung oleh proyek e-catalog yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) lantaran Phapros yang sudah 60 tahun menyehatkan Indonesia ini, juga ikut terlibat dalam pengadaan obat dalam program yang dijalankan pemerintah.
“Kami meyakini pasar farmasi akan berkembang di Tanah Air karena kehadiran BPJS yang melayani masyarakat akan mendorong kebutuhan pengobatan dan obat,” imbuh dia.
Adapun pendapatan dari penjualan obat generik mencapai 53,6% atau Rp103,39 miliar. Sedangkan sisanya sekitar Rp89,51 miliar dari penjualan ethical, over the counter (OTC), serta toll in. Adapun laba bersih perseroan pada enam bulan pertama tahun ini sebesar Rp3,6 miliar..
Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno berharap, pendapatan perseroan hingga penghujung tahun ini bisa mencapai Rp623 miliar dengan laba bersih sebesar Rp63 miliar-Rp70 miliar.
“Kinerja bisnis perseroan biasanya akan tumbuh lebih besar pada semester II mendatang,” kata Budi saat buka puasa bersama media di Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Saat ini, komposisi bisnis pada semester I mencapai 30% dari total pendapatan. Sedangkan, sisanya atau sebesar 70% berasal dari bisnis yang berjalan pada semester II.
Menurutnya, siklus seperti ini memang biasa terjadi. Bisnis pada umumnya bergerak lebih cepat pada semester II, sehingga perusahaan optimistis dapat merealisasikan target tersebut pada semester II.
Keyakinan perseroan tersebut didukung oleh proyek e-catalog yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) lantaran Phapros yang sudah 60 tahun menyehatkan Indonesia ini, juga ikut terlibat dalam pengadaan obat dalam program yang dijalankan pemerintah.
“Kami meyakini pasar farmasi akan berkembang di Tanah Air karena kehadiran BPJS yang melayani masyarakat akan mendorong kebutuhan pengobatan dan obat,” imbuh dia.
(rna)