Pendapatan Elnusa Enam Bulan Rp2 T
A
A
A
JAKARTA - PT Elnusa Tbk (ELSA) sepanjang enam bulan pertama tahun 2014 mencatat pendapatan usaha sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 5,2% dari periode sama tahun sebelumnya Rp1,9 triliun.
Sementara itu, laba bersih kepada entitas induk berhasil tumbuh 114% menjadi Rp178,2 miliar dari Rp83,29 miliar.
Vice President of Corporate Secretary Strategi Elnusa Fajriyah Usman mengatakan, pencapaian semester I tahun ini memperlihatkan bahwa konsolidasi yang dilakukan sepanjang tahun lalu, seperti pemetaan kembali bisnis perseroan, fokus kepada bisnis inti yang memiliki marjin tinggi serta program rejuvenating key values telah mulai terlihat hasilnya.
“Ke depan seiring dengan investasi yang semakin intensif Elnusa akan berada di jalur pertumbuhan yang stabil,” kata Fajriyah di Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Untuk marjin laba kotor berada di level 16%. Marjin laba usaha sedikit membaik dari 8% menjadi 9% sebagai dampak dari tumbuhnya Laba kotor sebesar 7% menjadi Rp314 miliar dan laba usaha yang meningkat 23% menjadi Rp190 miliar.
Marjin laba bersih meningkat dari 4% menjadi 9% karena pada semester I/2014, perseroan membukukan laba atas penjualan aset tanah (extra ordinary income–non recurring) sebesar Rp87 miliar.
“Penjualan aset tanah ini merupakan suatu bentuk optimalisasi unproductive asset, di mana hasil penjualannya dapat dilimpahkan sebagai tambahan investasi kepada aset lain yang lebih produktif nantinya,” ungkapnya.
Adapun pada akhir semester I, posisi kas bersih hasil operasi Elnusa sebesar Rp336 miliar, sedangkan total kas dan setara kas masih kuat di kisaran Rp1,1 triliun.
Fajriyah mengaku, sejak kuartal III/2013, Elnusa sudah tidak memiliki utang modal kerja karena telah dilunasi sepenuhnya. Tercatat, utang bank saat ini sebesar Rp397 miliar atau turun 55% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan pembayaran utang bank dipercepat yang dilakukan perseroan sebesar lebih dari USD19 juta sepanjang tahun 2014.
Di samping itu, pada tahun ini perseroan memperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk mewujudkan rencana bisnis dan investasi. Perseroan mengestimasikan, target nilai kontrak jasa migas yang didapatkan pada tahun ini sebesar USD300 juta, yang mayoritas diharapkan berasal dari divisi drilling & oilfield services.
”Sementara itu, pada tahun 2013 lalu, perseroan berhasil mengantongi kontrak sebesar USD551 juta yang berasal dari core bisnis perseroan yakni jasa hulu migas,” imbuhnya.
Sementara itu, laba bersih kepada entitas induk berhasil tumbuh 114% menjadi Rp178,2 miliar dari Rp83,29 miliar.
Vice President of Corporate Secretary Strategi Elnusa Fajriyah Usman mengatakan, pencapaian semester I tahun ini memperlihatkan bahwa konsolidasi yang dilakukan sepanjang tahun lalu, seperti pemetaan kembali bisnis perseroan, fokus kepada bisnis inti yang memiliki marjin tinggi serta program rejuvenating key values telah mulai terlihat hasilnya.
“Ke depan seiring dengan investasi yang semakin intensif Elnusa akan berada di jalur pertumbuhan yang stabil,” kata Fajriyah di Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Untuk marjin laba kotor berada di level 16%. Marjin laba usaha sedikit membaik dari 8% menjadi 9% sebagai dampak dari tumbuhnya Laba kotor sebesar 7% menjadi Rp314 miliar dan laba usaha yang meningkat 23% menjadi Rp190 miliar.
Marjin laba bersih meningkat dari 4% menjadi 9% karena pada semester I/2014, perseroan membukukan laba atas penjualan aset tanah (extra ordinary income–non recurring) sebesar Rp87 miliar.
“Penjualan aset tanah ini merupakan suatu bentuk optimalisasi unproductive asset, di mana hasil penjualannya dapat dilimpahkan sebagai tambahan investasi kepada aset lain yang lebih produktif nantinya,” ungkapnya.
Adapun pada akhir semester I, posisi kas bersih hasil operasi Elnusa sebesar Rp336 miliar, sedangkan total kas dan setara kas masih kuat di kisaran Rp1,1 triliun.
Fajriyah mengaku, sejak kuartal III/2013, Elnusa sudah tidak memiliki utang modal kerja karena telah dilunasi sepenuhnya. Tercatat, utang bank saat ini sebesar Rp397 miliar atau turun 55% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan pembayaran utang bank dipercepat yang dilakukan perseroan sebesar lebih dari USD19 juta sepanjang tahun 2014.
Di samping itu, pada tahun ini perseroan memperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk mewujudkan rencana bisnis dan investasi. Perseroan mengestimasikan, target nilai kontrak jasa migas yang didapatkan pada tahun ini sebesar USD300 juta, yang mayoritas diharapkan berasal dari divisi drilling & oilfield services.
”Sementara itu, pada tahun 2013 lalu, perseroan berhasil mengantongi kontrak sebesar USD551 juta yang berasal dari core bisnis perseroan yakni jasa hulu migas,” imbuhnya.
(rna)