Harga Minyak Mentah Bervariasi
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah bervariasi meskipun data ekonomi di sejumlah negara utama, yaitu Amerika Serikat (AS), China dan Eropa positif karena para pedagang terus mengawasi krisis Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah.
Berdasarkan data dari Bloomberg, Jumat (25/7/2014), kontrak berjangka AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk September, turun 0,07% menjadi USD102 per barel dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik 0,03% di angka USD107,07 per barel pada perdagangan di London.
"Tindakan harga datang dengan latar belakang berita yang kami pertimbangkan mendukung secara luas," kata Tim Evans dari Citi Futures, seperti dilansir dari AFP.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran AS, tanda laju PHK untuk data pekan lalu jatuh ke posisi terendah dalam delapan tahun.
Raksasa perbankan HSBC mengatakan, indeks manajer pembelian (PMI) awal aktivitas manufaktur China, ekonomi terbesar kedua di dunia, naik menjadi 52,0 poin pada Juli, dari 50,7 poin di bulan sebelumnya, tertinggi dalam 18 bulan.
Di sisi lain, dalam survei yang dilakukan lembaga riset Markit, kondisi bisnis Zona Euro untuk blok 18 negara naik menjadi 54 poin pada Juli, dari 52,8 pada Juni.
"Bahkan, data mingguan klaim pengangguran terendah di AS sejak Februari 2006 tidak cukup untuk mengangkat minyak mentah ke wilayah positif. Setelah didukung geopolitik minyak mentah mengambil nafas," kata Matt Smith dari Schneider Electric.
Harga minyak telah meningkat setelah Amerika Serikat melaporkan penurunan besar persediaan minyak mentah yang menunjukkan permintaan kuat di konsumen terbesar dunia tersebut.
"Pasar terus memantau berita geopolitik. Kami tidak memperkirakan keuntungan (harga) berkelanjutan kecuali laporan muncul atas gangguan pasokan yang sebenarnya," ujar Andrey Kryuchenkov, analis di kelompok keuangan VTB Capital.
Berdasarkan data dari Bloomberg, Jumat (25/7/2014), kontrak berjangka AS, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk September, turun 0,07% menjadi USD102 per barel dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September naik 0,03% di angka USD107,07 per barel pada perdagangan di London.
"Tindakan harga datang dengan latar belakang berita yang kami pertimbangkan mendukung secara luas," kata Tim Evans dari Citi Futures, seperti dilansir dari AFP.
Departemen Tenaga Kerja melaporkan, klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran AS, tanda laju PHK untuk data pekan lalu jatuh ke posisi terendah dalam delapan tahun.
Raksasa perbankan HSBC mengatakan, indeks manajer pembelian (PMI) awal aktivitas manufaktur China, ekonomi terbesar kedua di dunia, naik menjadi 52,0 poin pada Juli, dari 50,7 poin di bulan sebelumnya, tertinggi dalam 18 bulan.
Di sisi lain, dalam survei yang dilakukan lembaga riset Markit, kondisi bisnis Zona Euro untuk blok 18 negara naik menjadi 54 poin pada Juli, dari 52,8 pada Juni.
"Bahkan, data mingguan klaim pengangguran terendah di AS sejak Februari 2006 tidak cukup untuk mengangkat minyak mentah ke wilayah positif. Setelah didukung geopolitik minyak mentah mengambil nafas," kata Matt Smith dari Schneider Electric.
Harga minyak telah meningkat setelah Amerika Serikat melaporkan penurunan besar persediaan minyak mentah yang menunjukkan permintaan kuat di konsumen terbesar dunia tersebut.
"Pasar terus memantau berita geopolitik. Kami tidak memperkirakan keuntungan (harga) berkelanjutan kecuali laporan muncul atas gangguan pasokan yang sebenarnya," ujar Andrey Kryuchenkov, analis di kelompok keuangan VTB Capital.
(dmd)