BRI Berencana Gabungkan BRI Agro dengan Bank Mutiara

Jum'at, 25 Juli 2014 - 17:22 WIB
BRI Berencana Gabungkan...
BRI Berencana Gabungkan BRI Agro dengan Bank Mutiara
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah menyiapkan dua rencana jika berhasil mengakuisisi Bank Mutiara, yaitu pengabungan atau membentuk holding.

Opsi menggabungkan dengan BRI Agro dinilai wajar, karena anak usaha perseroan ini mencatatkan pertumbuhan yang tidak maksimal sepanjang semester pertama 2014.

Direktur Keuangan BBRI Ahmad Baiquni mengatakan, pihaknya masih menunggu babak due diligence atau uji tuntas sebelum memutuskan. Apabila berhasil, maka pihaknya menyiapkan dua opsi baik membentuk holding, atau satu anak konvensional.

"Pilihannya holding atau gabung. Kita fokus diligence seminggu lagi, baik soal finansial dan legal," ujar Baiquni saat ditemui, Kamis (24/7/2014).

Pihaknya akan terus meningkatkan permodalan BRI Agro secara bertahap. Namun, belum ada kesepakatan berapa suntikan modal yang akan dilakukan dalam waktu dekat. "Memang akan kita perkuat secara bertahap, karena ekspansinya juga terbatas. Kita lihat lagi nanti kalau akan merger," ujarnya.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI AGRO) Heru Sukanto mengatakan, pihaknya siap mengikuti instruksi induk usaha apabila dilakukan merger.

Namun, hingga saat ini diakuinya belum ada pembahasan khusus mengenai penggabungan tersebut. "Belum ada pembahasan mengenai penggabungan tersebut dengan kami," ujarnya saat dihubungi kemarin.

Saat ini pihaknya ingin mengejar target naik level ke BUKU 2 dengan modal inti di atas Rp1 triliun. Namun target tersebut masih sulit dikejar tahun ini apabila hanya mengandalkan laba. Proyeksinya hingga akhir tahun baru memiliki modal inti Rp870 miliar apabila tidak mendapatkan suntikan modal.

"Kami masih di BUKU 1. Sulit mendapatkan Rp1 triliun di tahun ini kalau tidak ada suntikan. Laba nett kami di semester pertama berhasil naik dari Rp26 miliar di periode sama tahun lalu menjadi Rp31 miliar di tahun ini," kata dia.

Perseroan di semester pertama tahun ini masih di level BUKU 1. Sementara aset mencapai Rp5,4 triliun. Modal diperkirakan Rp870 miliar atau masih di bawah Rp1 triliun sampai akhir tahun.

Sementara, likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) masih berisiko, karena rendah di level 84%, targetnya mencapai 92% tahun ini.

"Susah naiknya karena kami tidak berani ekspansi kredit walaupun DPK meningkat. Lebih baik menjaga kredit macet (NPL) di level 2,2%. Kami inginnya di level 2,5% tahun ini," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0676 seconds (0.1#10.140)