Target Pertumbuhan Ekonomi 5,5% Sulit Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2014. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2014 hanya tumbuh sebesar 5,12%. Kondisi ini lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2014 yang sebesar 5,21% year on year (yoy).
Kepala BPS Suryamin mengatakan, dengan kondisi seperti ini target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 yang sebesar 5,5% sulit tercapai. Oleh sebab itu, pemerintah harus menggenjot sektor industri serta mengurangi impor bahan baku agar target tersebut tercapai.
"Genjot industri, kurangi impor. Impor bahan baku dikurangi, produksi diolah aja bahan baku dalam negeri yang sektor pertanian. Jadi mengurangi impor, tingkatkan industri," ujar Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (5/7/2014).
Lebih anjut dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, industri kecil pun memiliki potensi yang besar dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
"Yang mikro kecil punya potensi besar, jumlahnya 3,1 juta, sederhana-sederhananya terhadap lapangan kerja juga bisa memperluas. Bisa menyerap berapa itu, kalau ditingkatkan produktivitasnya mereka itu mengolah barang hasil pertanian yang ada di kita," jelasnya.
Terlebih, lanjut dia, pada kuartal IV/2014 akan terjadi musim hujan dan berpotensi menghambat sektor pertanian Indonesia. Oleh sebab itu para stakeholder perlu bekerja keras agar target tersebut tercapai.
"Ya harus kerja keras, tapi kan kondisinya pertanian musimnya kuartal IV/2014 kan biasanya musim hujan, harus kerja keras petaninya, sektor industri," tukas dia.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, dengan kondisi seperti ini target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 yang sebesar 5,5% sulit tercapai. Oleh sebab itu, pemerintah harus menggenjot sektor industri serta mengurangi impor bahan baku agar target tersebut tercapai.
"Genjot industri, kurangi impor. Impor bahan baku dikurangi, produksi diolah aja bahan baku dalam negeri yang sektor pertanian. Jadi mengurangi impor, tingkatkan industri," ujar Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (5/7/2014).
Lebih anjut dia mengatakan, untuk mencapai target tersebut, industri kecil pun memiliki potensi yang besar dan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
"Yang mikro kecil punya potensi besar, jumlahnya 3,1 juta, sederhana-sederhananya terhadap lapangan kerja juga bisa memperluas. Bisa menyerap berapa itu, kalau ditingkatkan produktivitasnya mereka itu mengolah barang hasil pertanian yang ada di kita," jelasnya.
Terlebih, lanjut dia, pada kuartal IV/2014 akan terjadi musim hujan dan berpotensi menghambat sektor pertanian Indonesia. Oleh sebab itu para stakeholder perlu bekerja keras agar target tersebut tercapai.
"Ya harus kerja keras, tapi kan kondisinya pertanian musimnya kuartal IV/2014 kan biasanya musim hujan, harus kerja keras petaninya, sektor industri," tukas dia.
(gpr)