Nasib Merpati Masih Menggantung
A
A
A
JAKARTA - Keberlangsungan nasib PT Merpati Nusantara Airlines hingga saat ini masih belum menemui titik terang. Bahkan pemerintah mengaku belum mendapat kabar dari maskapai tersebut.
"Belum ada kabar apa-apa hingga saat ini. Merpati belum ada berita apa-apa. Air Operator Certificate (AOC) masih disuspend," kata Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Murdjatmodjo di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Dia mengatakan, jika Merpati tak kunjung mengurus AOC selama kurun waktu setahun atau bertepatan pada Februari 2015, maka maskapai BUMN ini akan mati secara perlahan dengan sendirinya.
"Pokoknya kita tunggu saja kalau sampai setahun enggak terbang, dia mati dengan sendirinya," ujarnya.
Dia mengaku telah menampung sejumlah saran dan diungkapkan agar Merpati bisa terbang kembali. Salah satunya dengan fokus ke penerbangan wilayah perintis Indonesia.
"Kita sudah rapat dengan Komisi VI DPR. Kita tunggu hasilnya. Kita tunggu dari teman-teman di DPR dan BUMN maunya bagaimana. Kalau mau jalan, OK silakan konsentrasi di perintis yang lebih bisa menjamin mereka untuk tidak punya pesaing," lanjutnya.
Namun, pihaknya menekankan jika Merpati ingin fokus pada wilayah tersebut, Merpati mesti lebih fokus ke prosedur penyelamatan.
"Kita sudah sampaikan, silakan beroperasi lagi tapi persoalan keselamatan dan ketentuan penerbangan diikuti," pungkasnya.
"Belum ada kabar apa-apa hingga saat ini. Merpati belum ada berita apa-apa. Air Operator Certificate (AOC) masih disuspend," kata Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Murdjatmodjo di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Dia mengatakan, jika Merpati tak kunjung mengurus AOC selama kurun waktu setahun atau bertepatan pada Februari 2015, maka maskapai BUMN ini akan mati secara perlahan dengan sendirinya.
"Pokoknya kita tunggu saja kalau sampai setahun enggak terbang, dia mati dengan sendirinya," ujarnya.
Dia mengaku telah menampung sejumlah saran dan diungkapkan agar Merpati bisa terbang kembali. Salah satunya dengan fokus ke penerbangan wilayah perintis Indonesia.
"Kita sudah rapat dengan Komisi VI DPR. Kita tunggu hasilnya. Kita tunggu dari teman-teman di DPR dan BUMN maunya bagaimana. Kalau mau jalan, OK silakan konsentrasi di perintis yang lebih bisa menjamin mereka untuk tidak punya pesaing," lanjutnya.
Namun, pihaknya menekankan jika Merpati ingin fokus pada wilayah tersebut, Merpati mesti lebih fokus ke prosedur penyelamatan.
"Kita sudah sampaikan, silakan beroperasi lagi tapi persoalan keselamatan dan ketentuan penerbangan diikuti," pungkasnya.
(izz)