Pelindo II Raih Pinjaman Bank Asing Rp11,75 T
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) mendapat pinjaman luar negeri sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp11,75 triliun (kurs Rp11.751/USD) dari konsorsium tujuh bank asing.
Hal ini dalam upaya mengembangkan pelabuhan serta menurunkan biaya logistik nasional, IPC tengah membangun Terminal NewPriok dengan sumber dana internal dan pinjaman luar negeri.
Tujuh bank asing tersebut terdiri dari Deutsche Bank, ANZ, BTMU, SMBC, Mizuho, Societe Generale, dan UOB. Pinjaman luar negeri ini disepakati dengan greenshoe option yang akan diputuskan oleh IPC untuk jangka waktu lima tahun ke depan, dengan tingkat bunga saat ini sekitar 2,45% (Libor+220 bps).
Pinjaman luar negeri ini akan digunakan untuk mengembangkan Terminal NewPriok serta perbaikan fasilitas pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah naungan IPC.
Direktur Utama IPC RJ Lino mengungkapkan, penarikan pinjaman ini menunggu diperolehnya persetujuan Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN). Persetujuan PKLN untuk pinjaman luar negeri sebesar USD2 miliar diharapkan dapat diperoleh dalam waktu dekat.
"Saat ini kami akan meminjam USD1 miliar dengan greenshoe option dan penerbitan obligasi atau pilihan lain yang akan ditentukan kemudian sesuai kondisi pasar," kata Lino dalam rilisnya, Rabu (6/8/2014).
Saat ini, pengerjaan proyek NewPriok Tahap I Container Terminal 1 telah mencapai 60%. Sebanyak 6.860 piling telah terpasang dari total 9.185 yang direncanakan. Container Terminal 1 NewPriok ini diharapkan akan siap dioperasikan pada akhir 2014 dengan panjang dermaga 400 m.
Sementara keseluruhan Container Terminal 1 sepanjang 800 m akan beroperasi penuh pada pertengahan kuartal III/2015 dengan kapasitas daya tampung sebesar 1,5 juta TEUs.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai misi untuk selalu memberikan layanan kelas dunia kepada para pengguna jasanya.
IPC memiliki 12 cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.
Selain itu, IPC memiliki 16 anak perusahaan yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia.
Kemudian, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.
Hal ini dalam upaya mengembangkan pelabuhan serta menurunkan biaya logistik nasional, IPC tengah membangun Terminal NewPriok dengan sumber dana internal dan pinjaman luar negeri.
Tujuh bank asing tersebut terdiri dari Deutsche Bank, ANZ, BTMU, SMBC, Mizuho, Societe Generale, dan UOB. Pinjaman luar negeri ini disepakati dengan greenshoe option yang akan diputuskan oleh IPC untuk jangka waktu lima tahun ke depan, dengan tingkat bunga saat ini sekitar 2,45% (Libor+220 bps).
Pinjaman luar negeri ini akan digunakan untuk mengembangkan Terminal NewPriok serta perbaikan fasilitas pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah naungan IPC.
Direktur Utama IPC RJ Lino mengungkapkan, penarikan pinjaman ini menunggu diperolehnya persetujuan Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN). Persetujuan PKLN untuk pinjaman luar negeri sebesar USD2 miliar diharapkan dapat diperoleh dalam waktu dekat.
"Saat ini kami akan meminjam USD1 miliar dengan greenshoe option dan penerbitan obligasi atau pilihan lain yang akan ditentukan kemudian sesuai kondisi pasar," kata Lino dalam rilisnya, Rabu (6/8/2014).
Saat ini, pengerjaan proyek NewPriok Tahap I Container Terminal 1 telah mencapai 60%. Sebanyak 6.860 piling telah terpasang dari total 9.185 yang direncanakan. Container Terminal 1 NewPriok ini diharapkan akan siap dioperasikan pada akhir 2014 dengan panjang dermaga 400 m.
Sementara keseluruhan Container Terminal 1 sepanjang 800 m akan beroperasi penuh pada pertengahan kuartal III/2015 dengan kapasitas daya tampung sebesar 1,5 juta TEUs.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai misi untuk selalu memberikan layanan kelas dunia kepada para pengguna jasanya.
IPC memiliki 12 cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.
Selain itu, IPC memiliki 16 anak perusahaan yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia.
Kemudian, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.
(izz)