Kemenperin Dorong Pengembangan Industri Alas Kaki
A
A
A
JAKARTA - Industri alas kaki merupakan salah satu sektor strategis, karena mampu menyerap banyak tenaga kerja, memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri, dan menyumbang devisa ekspor non migas cukup signifikan.
Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alas kaki nasional dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, terus berupaya meningkatkan daya saing di pasar dalam negeri maupun internasional.
Hal itu disampaikan Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah pada pembukaan Pameran Alumni dan Mitra Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Plasa Pameran Industri Kemenperin.
Pameran yang diselenggarakan selama empat hari mulai 12-15 Agustus 2014 diikuti 44 peserta dari para alumni BPIPI Sidoarjo dengan melibatkan komunitas sentra IKM dan binaan potensial BPIPI Sidoarjo.
"Kegiatan ini mengangkat dua isu utama, yaitu tantangan menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan alas kaki sebagai industri kreatif," katanya seperti dikutip dari situs resmi Kemenperin, Selasa (12/8/2014).
Karena itu, selain pameran juga diselenggarakan talk show dengan berbagai tema dengan nara sumber yang cukup kompeten dibidangnya.
Menurutnya, perkembangan industri alas kaki nasional dapat dilihat dari nilai ekspor sepatu yang terus meningkat setiap tahun. Hal ini dibuktikan pada 2013 nilai ekspor mencapai USD3,86 miliar dibandingkan 2012 sebesar USD3,6 miliar.
Selain nilai ekspor yang cukup besar, surplus ekspor industri alas kaki selama lima tahun terakhir rata-rata mencapai USD2 miliar. Atas nilai ekspor tersebut, Indonesia mampu memenuhi sekitar 3% kebutuhan dunia atas produk alas kaki.
Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alas kaki nasional dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, terus berupaya meningkatkan daya saing di pasar dalam negeri maupun internasional.
Hal itu disampaikan Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah pada pembukaan Pameran Alumni dan Mitra Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Plasa Pameran Industri Kemenperin.
Pameran yang diselenggarakan selama empat hari mulai 12-15 Agustus 2014 diikuti 44 peserta dari para alumni BPIPI Sidoarjo dengan melibatkan komunitas sentra IKM dan binaan potensial BPIPI Sidoarjo.
"Kegiatan ini mengangkat dua isu utama, yaitu tantangan menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan alas kaki sebagai industri kreatif," katanya seperti dikutip dari situs resmi Kemenperin, Selasa (12/8/2014).
Karena itu, selain pameran juga diselenggarakan talk show dengan berbagai tema dengan nara sumber yang cukup kompeten dibidangnya.
Menurutnya, perkembangan industri alas kaki nasional dapat dilihat dari nilai ekspor sepatu yang terus meningkat setiap tahun. Hal ini dibuktikan pada 2013 nilai ekspor mencapai USD3,86 miliar dibandingkan 2012 sebesar USD3,6 miliar.
Selain nilai ekspor yang cukup besar, surplus ekspor industri alas kaki selama lima tahun terakhir rata-rata mencapai USD2 miliar. Atas nilai ekspor tersebut, Indonesia mampu memenuhi sekitar 3% kebutuhan dunia atas produk alas kaki.
(izz)