BI Galakkan Pembayaran Non Tunai pada Siswa SMK
BI Galakkan Pembayaran Non Tunai pada Siswa SMK
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Bank Indonesia (BI) melakukan serangkaian kegiatan guna mendorong terwujudnya Indonesia yang semakin maju dan sejahtera didukung sistem pembayaran non tunai yang andal.
Gubernur BI Agus Martowardojo secara langsung memberikan edukasi dan mengajar murid-murid SMK 38 Jakarta yang berlokasi di samping Kantor BI Jakarta tentang sistem pembayaran non tunai.
"BI pada Kamis bersama dengan pemerintah daerah (Pemda) DKI akan mencanangkan suatu gerakan nasional non tunai," ujar dia di SMK 38 Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Menurutnya, gerakan ini dilakukan untuk mendorong agar sistem keuangan di Indonesia semakin baik, aman dan stabil. Selain itu juga dilakukan untuk menjadi satu ekonomi yang lebih baik, efisien, transparan, akuntabel, dan bisa menjaga kemungkinan terjadinya penipuan.
"Untuk menjadi satu ekonomi yang lebih efisien, transparan, akuntabel, bisa menjaga kemungkinan penipuan, sebaiknya transaksi dilakukan secara non tunai. Jangan semua tunai apalagi jumlahnya besar. Supaya adik-adik kalau belanja cukup pakai kartu debet atau ATM. Tidak perlu uang berlebihan," terangnya.
Bahkan, pihaknya berkeinginan agar pembayaran non tunai ini bisa dilakukan untuk pembayaran parkir, dan tarif kendaraan umum.
"Kalau kita mau naik bus, kita bisa pakai kartu. Hal ini yang kita galakkan dalam satu gerakan non tunai. Karena BI bertanggung jawab atas sistem pembayaran sebagai pengawas, pelaku dan fasilitator," pungkas Agus.
Gubernur BI Agus Martowardojo secara langsung memberikan edukasi dan mengajar murid-murid SMK 38 Jakarta yang berlokasi di samping Kantor BI Jakarta tentang sistem pembayaran non tunai.
"BI pada Kamis bersama dengan pemerintah daerah (Pemda) DKI akan mencanangkan suatu gerakan nasional non tunai," ujar dia di SMK 38 Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Menurutnya, gerakan ini dilakukan untuk mendorong agar sistem keuangan di Indonesia semakin baik, aman dan stabil. Selain itu juga dilakukan untuk menjadi satu ekonomi yang lebih baik, efisien, transparan, akuntabel, dan bisa menjaga kemungkinan terjadinya penipuan.
"Untuk menjadi satu ekonomi yang lebih efisien, transparan, akuntabel, bisa menjaga kemungkinan penipuan, sebaiknya transaksi dilakukan secara non tunai. Jangan semua tunai apalagi jumlahnya besar. Supaya adik-adik kalau belanja cukup pakai kartu debet atau ATM. Tidak perlu uang berlebihan," terangnya.
Bahkan, pihaknya berkeinginan agar pembayaran non tunai ini bisa dilakukan untuk pembayaran parkir, dan tarif kendaraan umum.
"Kalau kita mau naik bus, kita bisa pakai kartu. Hal ini yang kita galakkan dalam satu gerakan non tunai. Karena BI bertanggung jawab atas sistem pembayaran sebagai pengawas, pelaku dan fasilitator," pungkas Agus.
(izz)
Explore More