Sektor Industri Konsumsi BBG Terbanyak
A
A
A
JAKARTA - Volume konsumsi Bahan Bakar Gas (BBG) di Jakarta banyak dilakukan oleh sektor industri. Sektor rumah tangga dan transportasi belum menggembirakan.
Head of Corporate Communication Vice President PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Ridha Ababil mengatakan, BBG di Jakarta baru mencapai 95 bilion british thermal unit day (BBTUD) atau 2,7 juta liter per hari.
"Secara volume pemakaian terbanyak itu di sektor industri 98%, sisanya dari rumah tangga dan transportasi," ungkap Ridha Ababil di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Volume ini diperkirakan dapat ditingkatkan lebih besar lagi, jika telah didukung terbangunnya infrastruktur dengan baik. "Tersedianya infrastruktur itu tergantung dukungan pemerintah maupun pihak swasta yang ingin berinvestasi," sebut Ridha Ababil di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Pembangunan infrastuktur ini untuk memasyarakatkan BBG kepada warga. Kebijakan ini membutuhkan kebijakan percontohan (role model) dari pemerintah, sehingga konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG dapat tercapai dengan baik.
Dia menyebutkan seluruh BBG yang digunakan di Jakarta berasal dari PGN. Baik itu untuk kebutuhan rumah tangga, transportasi maupun industri dengan total 13.970 pelanggan. Secara jumlah pelanggan, sektor rumah tangga merupakan konsumen gas tertinggi 13.608 pelanggan industri dan pembangkit sebanyak 137.
Selama penggunaan gas di kawasan rumah tangga ada menggunakan tabung dan jaringan. Pengguna gas tabung merupakan produksi dari Pertamina. Sedangkan konsumen gas dari jaringan gas milik PT PGN hanya dipakai rumah susun (rusun) rumah vertikal.
Dengan masih relatif lebih rendahnya penggunaan gas ini, PGN menargetkan penambahan volume pemakaian 130 BBTUD di 2014. Khusus untuk sektor rumah tangga akan ditargetkan sebanyak 5.000-7.000 pelanggan. Sementara untuk konversi BBM ke BBG saat ini baru tersedia 10 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 1 mobile refuel unit (MRU).
Head of Corporate Communication Vice President PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Ridha Ababil mengatakan, BBG di Jakarta baru mencapai 95 bilion british thermal unit day (BBTUD) atau 2,7 juta liter per hari.
"Secara volume pemakaian terbanyak itu di sektor industri 98%, sisanya dari rumah tangga dan transportasi," ungkap Ridha Ababil di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Volume ini diperkirakan dapat ditingkatkan lebih besar lagi, jika telah didukung terbangunnya infrastruktur dengan baik. "Tersedianya infrastruktur itu tergantung dukungan pemerintah maupun pihak swasta yang ingin berinvestasi," sebut Ridha Ababil di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Pembangunan infrastuktur ini untuk memasyarakatkan BBG kepada warga. Kebijakan ini membutuhkan kebijakan percontohan (role model) dari pemerintah, sehingga konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG dapat tercapai dengan baik.
Dia menyebutkan seluruh BBG yang digunakan di Jakarta berasal dari PGN. Baik itu untuk kebutuhan rumah tangga, transportasi maupun industri dengan total 13.970 pelanggan. Secara jumlah pelanggan, sektor rumah tangga merupakan konsumen gas tertinggi 13.608 pelanggan industri dan pembangkit sebanyak 137.
Selama penggunaan gas di kawasan rumah tangga ada menggunakan tabung dan jaringan. Pengguna gas tabung merupakan produksi dari Pertamina. Sedangkan konsumen gas dari jaringan gas milik PT PGN hanya dipakai rumah susun (rusun) rumah vertikal.
Dengan masih relatif lebih rendahnya penggunaan gas ini, PGN menargetkan penambahan volume pemakaian 130 BBTUD di 2014. Khusus untuk sektor rumah tangga akan ditargetkan sebanyak 5.000-7.000 pelanggan. Sementara untuk konversi BBM ke BBG saat ini baru tersedia 10 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 1 mobile refuel unit (MRU).
(gpr)