Penjualan Ritel di AS Stagnan
A
A
A
WASHINGTON - Penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) secara tak terduga stagnan pada Juli 2014, menunjukkan beberapa kehilangan momentum dalam perekonomian di awal kuartal ketiga (Q3).
Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel kembali tumbuh 0,2% seperti pada Juni, akibat penurunan penerimaan di dealer mobil, serta penjualan lemah pada furniture, elektronik dan peralatan.
Pembacaan data pada Juli adalah yang terlemah sejak Januari. Sebelumnya, ekonom memperkirakan penjualan ritel, yang mencakup sepertiga dari belanja konsumen, meningkat 0,2%.
Laporan penjualan lemah, bertentangan dengan data di sektor ketenagakerjaan, manufaktur dan jasa, yang telah menyarankan ekonomi tumbuh kokoh. Hal ini bisa membuat Federal Reserve (The Fed) tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.
"The Fed difokuskan pada membenarkan kebijakan pelonggaran moneter. Beberapa ekonom mengatakan ini memberi mereka lebih banyak amunisi atas hal-hal yang tidak sekuat," kata Craig Dismuke, kepala ekonom di Vining Sparks, Memphis, Tennessee, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (13/8/2014).
Bank sentral AS telah mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol sejak Desember 2008, menimbang pertumbuhan upah yang lemah di antara masalah lain.
Dolar AS (USD) memperpanjang kerugian terhadap euro, sedangkan harga untuk utang Treasury AS mengupas kerugian. Sementara indeks saham berjangka AS diperdagangkan sedikit naik.
Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel kembali tumbuh 0,2% seperti pada Juni, akibat penurunan penerimaan di dealer mobil, serta penjualan lemah pada furniture, elektronik dan peralatan.
Pembacaan data pada Juli adalah yang terlemah sejak Januari. Sebelumnya, ekonom memperkirakan penjualan ritel, yang mencakup sepertiga dari belanja konsumen, meningkat 0,2%.
Laporan penjualan lemah, bertentangan dengan data di sektor ketenagakerjaan, manufaktur dan jasa, yang telah menyarankan ekonomi tumbuh kokoh. Hal ini bisa membuat Federal Reserve (The Fed) tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.
"The Fed difokuskan pada membenarkan kebijakan pelonggaran moneter. Beberapa ekonom mengatakan ini memberi mereka lebih banyak amunisi atas hal-hal yang tidak sekuat," kata Craig Dismuke, kepala ekonom di Vining Sparks, Memphis, Tennessee, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (13/8/2014).
Bank sentral AS telah mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol sejak Desember 2008, menimbang pertumbuhan upah yang lemah di antara masalah lain.
Dolar AS (USD) memperpanjang kerugian terhadap euro, sedangkan harga untuk utang Treasury AS mengupas kerugian. Sementara indeks saham berjangka AS diperdagangkan sedikit naik.
(dmd)