IMF: Ekonomi Negara ASEAN Paling Kokoh
A
A
A
JAKARTA - Negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dinilai kuat dalam sektor ekonomi. Sehingga negara-negara di wilayah ini menjadi paling kokoh dalam menghadapi liberalisme ekonomi.
Direktur International Monetary Found (IMF), Wimboh Santoso mengatakan, kekuatan negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Di negara ASEAN, pertumbuhan ekonomi per tahun rata-rata mencapai 5%. Angka tersebut dinilai fantastis, karena tidak semua negara di duni mampu meningkatkan perekonomiannya pada angka tersebut.
Menurutnya, negara-negara Eropa pertumbuhan ekonominya di bawah 5%, yakni berkisar 2%-3% per tahun. Dengan kondisi tersebut, maka bisa dikatakan bahwa ASEAN merupakan negara paling kuat dalam segi perekonomian.
"Kalau ekonomi dunia mengacu pada Eropa, itu sebenarnya tidak tepat. Negara Eropa itu perekonomiannya sering kacau dan pertumbuhannya hanya sedikit," ucapnya ketika ditemui di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Rabu (20/8/2014).
Dia mengatakan, jumlah penduduk negara-negara ASEAN yang cukup banyak seperti Indonesia, mampu memperkuat struktur perekonomian di negara masing-masing.
Sehingga, perekonomian di negara itu tidak mudah kacau dan relatif stabil di tengah gempuran ekonmi bebas yang akhir-akhir ini mulai digencarkan.
Atas kondisi itu, Indonesia dan negara-negara ASEAN paling siap menghadapi liberalisme ekonomi yang akhir-akhir ini gencar dibicarakan.
Dia menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang banyak itu juga mampu menjadi kelemahan. Dalam hal ini akan menjadi serbuan produk-produk dari luar negeri.
"Tantangannya ya itu, namun kami yakin Indonesia dan ASEAN bakal surplus dalam hal ekonomi," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UNS Ravik Karsidi menyebutkan, saat ini dunia pendidikan harus menyiapkan mashasiswanya untuk siap dalam menghadapi liberalisasi ekonomi.
Dengan menyiapkan kalangan akademisi, maka Indonesia akan siap menghadapi sistem tersebut, sehingga tidak kalah dengan negara-negara lainnya.
Direktur International Monetary Found (IMF), Wimboh Santoso mengatakan, kekuatan negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Di negara ASEAN, pertumbuhan ekonomi per tahun rata-rata mencapai 5%. Angka tersebut dinilai fantastis, karena tidak semua negara di duni mampu meningkatkan perekonomiannya pada angka tersebut.
Menurutnya, negara-negara Eropa pertumbuhan ekonominya di bawah 5%, yakni berkisar 2%-3% per tahun. Dengan kondisi tersebut, maka bisa dikatakan bahwa ASEAN merupakan negara paling kuat dalam segi perekonomian.
"Kalau ekonomi dunia mengacu pada Eropa, itu sebenarnya tidak tepat. Negara Eropa itu perekonomiannya sering kacau dan pertumbuhannya hanya sedikit," ucapnya ketika ditemui di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Rabu (20/8/2014).
Dia mengatakan, jumlah penduduk negara-negara ASEAN yang cukup banyak seperti Indonesia, mampu memperkuat struktur perekonomian di negara masing-masing.
Sehingga, perekonomian di negara itu tidak mudah kacau dan relatif stabil di tengah gempuran ekonmi bebas yang akhir-akhir ini mulai digencarkan.
Atas kondisi itu, Indonesia dan negara-negara ASEAN paling siap menghadapi liberalisme ekonomi yang akhir-akhir ini gencar dibicarakan.
Dia menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang banyak itu juga mampu menjadi kelemahan. Dalam hal ini akan menjadi serbuan produk-produk dari luar negeri.
"Tantangannya ya itu, namun kami yakin Indonesia dan ASEAN bakal surplus dalam hal ekonomi," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UNS Ravik Karsidi menyebutkan, saat ini dunia pendidikan harus menyiapkan mashasiswanya untuk siap dalam menghadapi liberalisasi ekonomi.
Dengan menyiapkan kalangan akademisi, maka Indonesia akan siap menghadapi sistem tersebut, sehingga tidak kalah dengan negara-negara lainnya.
(izz)