Said Didu: Sulit Pimpin Perusahaan BUMN
A
A
A
JAKARTA - Dua Direktur Utama perusahaan plat merah, yakn PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan meninggalkan posisinya pada Oktober mendatang.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M Said Didu mengatakan bahwa dengan mundurnya dua profesional di BUMN tersebut, mengindikasikan memimpin perusahaan milik negara tidak mudah.
"Mundurnya Karen (Dirut Pertamina Karen Agustiawan) tentu memberikan sinyal bahwa profesional seperti Karen ternyata memang sudah tidak kuat," kata Said kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut melanjutkan, jumlah profesional BUMN yang mengundurkan diri hingga saat ini cukup banyak karena berbagai alasan. Pertama, menurut Said, karena ketidakjelasan pemerintah dalam memposisikan BUMN.
"Kedua, BUMN selalu dijadikan bemper oleh pemerintah yang menghadapi persoalan," ungkapnya.
Dengan kata lain, dia menjelaskan, masalah yang seharusnya diselesaikan oleh pemerintah, tapi penyelesaian dan resikonya justru ditanggung BUMN. Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah ke depan harus tegas dalam memposisikan BUMN.
Sekedar informasi, Menteri BUMN Dahlan Iskan pada awal pekan ini (Senin, 18/8/2014) mengumumkan bahwa srikandi perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah tersebut mengundurkan diri dari posisinya. Karen berniat mengajar di Harvard University, AS.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M Said Didu mengatakan bahwa dengan mundurnya dua profesional di BUMN tersebut, mengindikasikan memimpin perusahaan milik negara tidak mudah.
"Mundurnya Karen (Dirut Pertamina Karen Agustiawan) tentu memberikan sinyal bahwa profesional seperti Karen ternyata memang sudah tidak kuat," kata Said kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut melanjutkan, jumlah profesional BUMN yang mengundurkan diri hingga saat ini cukup banyak karena berbagai alasan. Pertama, menurut Said, karena ketidakjelasan pemerintah dalam memposisikan BUMN.
"Kedua, BUMN selalu dijadikan bemper oleh pemerintah yang menghadapi persoalan," ungkapnya.
Dengan kata lain, dia menjelaskan, masalah yang seharusnya diselesaikan oleh pemerintah, tapi penyelesaian dan resikonya justru ditanggung BUMN. Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah ke depan harus tegas dalam memposisikan BUMN.
Sekedar informasi, Menteri BUMN Dahlan Iskan pada awal pekan ini (Senin, 18/8/2014) mengumumkan bahwa srikandi perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah tersebut mengundurkan diri dari posisinya. Karen berniat mengajar di Harvard University, AS.
(rna)