Sriboga Bidik Pasar Rumah Tangga dan UMKM

Sabtu, 23 Agustus 2014 - 12:44 WIB
Sriboga Bidik Pasar Rumah Tangga dan UMKM
Sriboga Bidik Pasar Rumah Tangga dan UMKM
A A A
PT Sriboga Flour Mill membidik pasar ibu-ibu rumah tangga yang menginginkan kepraktisan dan kemudahan memasak untuk memasarkan produk tepung terbaru mereka Sri Boga Easy Mix.

Vice Presiden PT Sriboga Flour Mill Zas Ureawan mengatakan, produk terbaru Sriboga Easy Mix terdiri dari empat varian yakni Chiken Breader, Japanese Tempura, Vanila Sponge, Chocolate Sponge. Empat produk ini klaim mampu memberikan kemudahan bagi ibu-ibu rumah tangga.

“Saat ini Ibu-ibu rumah tangga memiliki banyak kesibukan sehingga waktu untuk memasak, sangat terbatas. Kondisi ini bagi kami merupakan sebuah peluang untuk menciptakan formulasi untuk membantu Ibu-ibu membuat makanan dengan mudah,” katanya disela-sela lounching produk Sriboga Easy Mix, di Semarang, beberapa waktu lalu.

Selain pasar rumah tangga Zas Ureawan menambahkan, pasar lain yang dibidik adalah UMKM yang bergerak dibidang makanan olahan. Menurut Dia, jumlah UMKM yang mencapai jutaan di seluruh Indonesia menjadi pasar yang potensial.

Pihaknya optimis, tepung yang dijual dengan harga antara Rp20-23 ribu per kg tersebut dalam waktu tiga tahun ke depan produk Easy Mix akan mampu memberikan kontribusi sebesar 40 persen dari seluruh total penjualan produk Sriboga. ”Kami optimis akan mampu diterima pasar, saat ini kontribusi terbesar masih penjualan tepung terigu,” tandasnya.

Disebutkannya, sampai saat ini masih konsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun demikian, saat ini pihaknya juga tengah melakukan penjajagan untuk memasarkan produk Sriboga ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailan, Philipina dan Vietnam. Negara-negara tersebut dianggap sebagai pasar yang cukup potensial.

Direktur Komersial PT Sriboga Irianda Susilo menambahkan, untuk bahan baku produk Sriboga masih bergantung Impor, mengingat bahan baku utama merupakan gandum yang hanya bisa di dapatkan di negara-negara beriklim sub tropis. ”Bahan baku kita masih impor dari Australia, Canada, Amerika, dan beberapa negara lain,” ujarnya.

Dia mengakui persaingan pasar produk tepung di Indonesia cukup ketat, dimana saat ini ada sekitar 25 perusahaan tepung yang memproduksi berbagai jenis tepung. ”Market share kita saat ini sekitar 7 persen,” ujarnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5314 seconds (0.1#10.140)