OJK Akan Prioritaskan Kredit Perbankan Delapan Sektor
A
A
A
BANDUNG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke depan akan memprioritaskan pengucuran kredit perbankan pada delapan sektor. Arah strategis itu akan dicantumkan dalam Master Plan Perbankan Indonesia (MP2I) yang saat ini tengah digodok.
"Portofolio berimbang diarahkan ke 8 sektor seperti pertanian, pertambangan, energi, manufaktur, kelautan dan perikanan, pariwisata dan industri strategis. Ini yang jadi priotas sehingga nanti bergerak kesana," kata Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Gandjar Mustika dalam pelatihan wartawan di Bandung, Sabtu (23/8/2014).
Gandjar mengatakan, pengembangan MP2I itu merupakan pembaharuan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang telah disusun BI. Bank diharapkan dapat bersifat solid, inklusif dan progresif. Solid dengan memiliki struktur permodalan yang kuat, penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, dan manajemen risiko yang solid.
Perbankan juga diharapkan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. Perbankan juga diharapkan progresif, dengan pro pertumbuhan, pro lapangan kerja, pro lingkungan, dan pro masyarakat miskin. Produk perbankan juga diharapkan berimbang dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Selain perbankan, peran lembaga keuangan lain pun akan didorong untuk mengembangkan sektor-sektor tersebut. Dia mencontohkan sektor asuransi misalnya akan didorong dengan produk asuransi mikro. Pemasarannya produk mikro itu pun diharapkan bisa dilakukan dengan bundling.
"Portofolio berimbang diarahkan ke 8 sektor seperti pertanian, pertambangan, energi, manufaktur, kelautan dan perikanan, pariwisata dan industri strategis. Ini yang jadi priotas sehingga nanti bergerak kesana," kata Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Gandjar Mustika dalam pelatihan wartawan di Bandung, Sabtu (23/8/2014).
Gandjar mengatakan, pengembangan MP2I itu merupakan pembaharuan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang telah disusun BI. Bank diharapkan dapat bersifat solid, inklusif dan progresif. Solid dengan memiliki struktur permodalan yang kuat, penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, dan manajemen risiko yang solid.
Perbankan juga diharapkan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. Perbankan juga diharapkan progresif, dengan pro pertumbuhan, pro lapangan kerja, pro lingkungan, dan pro masyarakat miskin. Produk perbankan juga diharapkan berimbang dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Selain perbankan, peran lembaga keuangan lain pun akan didorong untuk mengembangkan sektor-sektor tersebut. Dia mencontohkan sektor asuransi misalnya akan didorong dengan produk asuransi mikro. Pemasarannya produk mikro itu pun diharapkan bisa dilakukan dengan bundling.
(gpr)