Kebutuhan Rumah di Jateng Sulit Terpenuhi
A
A
A
SEMARANG - Angka backlog atau kebutuhan rumah di Jawa Tengah di tahun 2014 akan terus bertambah. Diprediksi, angka backlog bisa mencapai 400 ribu unit.
Dengan angka backlog yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) REI Jateng merasa pesimis dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kebutuhan tahun lalu sekitar 350 ribu unit, dan sekarang ini sudah bertambah mencapai 400 ribu unit,” kata Ketua DPD REI Jateng MR Priyanto, Selasa (26/8/2014).
Dia mengaku, pembangunan rumah di Jawa Tengah tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah lain. Hal itu disebabkan selain semakin terbatasnya lahan juga dikarenakan semakin bertambahnya rumah tangga yang membutuhkan hunian.
Selain itu, sambungnya, meski kebijakan harga dan penghapusan pajak Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sudah terpenuhi, kendala lain yang menghambat pembangunan perumahan di Jateng adalah masih adanya beberapa pengembang yang terganjal masalah birokrasi perbankan.
Menurut dia, ada beberapa bank yang masih menanyakan rekomendasi Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Padahal seharusnya, bila harga rumah sederhana tapak yang dibiayai melalui program FLPP dengan harga Rp105 juta dan anggota REI sudah tidak perlu rekomendasi.
Pihak REI Jateng sendiri, tahun ini menargetkan ada kenaikan jumlah pembangunan rumah sebanyak 10%. Yaitu dari 7.600 unit pada tahun lalu menjadi sekitar 8 ribu unit. Namun demikian target tersebut dikhawatirkan juga tidak terpenuhi.
“Sampai Agustus ini saja masih di kisaran 4 ribu–5 ribu unit. Jadi kami tidak yakin kalau hingga akhir tahun target kami bisa terpenuhi, bisa menyentuh angka 7.600 saja itu sudah bagus,” ujarnya.
Sementara itu, saat ini penjualan rumah setelah sempat terganggu sejak sebelum Lebaran dan Pilpres saat ini sudah mulai menggeliat.
Wakil Ketua bidang Promosi, Publikasi dan Kehumasan REI Jateng Dibya K Hidayat mengatakan, menggeliatnya penjualan perumahan dibuktikan dengan larisnya penjualan rumah selama pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang.
Dalam pameran yang berlangsung sejak 14-25 Agustus, mampu menjual sekitar 87 unit. Penjualan ini merupakan capaian tertinggi dibandingkan pameran-pameran sebelumnya.
“Dalam pameran kemarin terjual 87 unit dengan rincian 18 unit di antaranya rumah sederhana, 28 unit apartemen, dan selebihnya yaitu rumah menengah dan menengah atas,” katanya.
Dengan capaian tersebut, sambungnya penjualan rumah real di luar pameran diperkirakan juga akan mengalami perbaikan.
Dengan angka backlog yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) REI Jateng merasa pesimis dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kebutuhan tahun lalu sekitar 350 ribu unit, dan sekarang ini sudah bertambah mencapai 400 ribu unit,” kata Ketua DPD REI Jateng MR Priyanto, Selasa (26/8/2014).
Dia mengaku, pembangunan rumah di Jawa Tengah tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah lain. Hal itu disebabkan selain semakin terbatasnya lahan juga dikarenakan semakin bertambahnya rumah tangga yang membutuhkan hunian.
Selain itu, sambungnya, meski kebijakan harga dan penghapusan pajak Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sudah terpenuhi, kendala lain yang menghambat pembangunan perumahan di Jateng adalah masih adanya beberapa pengembang yang terganjal masalah birokrasi perbankan.
Menurut dia, ada beberapa bank yang masih menanyakan rekomendasi Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Padahal seharusnya, bila harga rumah sederhana tapak yang dibiayai melalui program FLPP dengan harga Rp105 juta dan anggota REI sudah tidak perlu rekomendasi.
Pihak REI Jateng sendiri, tahun ini menargetkan ada kenaikan jumlah pembangunan rumah sebanyak 10%. Yaitu dari 7.600 unit pada tahun lalu menjadi sekitar 8 ribu unit. Namun demikian target tersebut dikhawatirkan juga tidak terpenuhi.
“Sampai Agustus ini saja masih di kisaran 4 ribu–5 ribu unit. Jadi kami tidak yakin kalau hingga akhir tahun target kami bisa terpenuhi, bisa menyentuh angka 7.600 saja itu sudah bagus,” ujarnya.
Sementara itu, saat ini penjualan rumah setelah sempat terganggu sejak sebelum Lebaran dan Pilpres saat ini sudah mulai menggeliat.
Wakil Ketua bidang Promosi, Publikasi dan Kehumasan REI Jateng Dibya K Hidayat mengatakan, menggeliatnya penjualan perumahan dibuktikan dengan larisnya penjualan rumah selama pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang.
Dalam pameran yang berlangsung sejak 14-25 Agustus, mampu menjual sekitar 87 unit. Penjualan ini merupakan capaian tertinggi dibandingkan pameran-pameran sebelumnya.
“Dalam pameran kemarin terjual 87 unit dengan rincian 18 unit di antaranya rumah sederhana, 28 unit apartemen, dan selebihnya yaitu rumah menengah dan menengah atas,” katanya.
Dengan capaian tersebut, sambungnya penjualan rumah real di luar pameran diperkirakan juga akan mengalami perbaikan.
(gpr)