Konsumsi BBM Non Subsidi di Jateng Naik 4%

Selasa, 26 Agustus 2014 - 21:36 WIB
Konsumsi BBM Non Subsidi di Jateng Naik 4%
Konsumsi BBM Non Subsidi di Jateng Naik 4%
A A A
SEMARANG - Sejak diberlakukanya pengendalian BBM bersubsidi mulai 18 Agustus lalu, PT Pertamina Marketing Operational Region (MOR) IV Jateng-DIY mencatat, konsumsi BBM non subsidi mengalami peningkatan yang signifikan.

GM Marketing Pertamina MOR IV Soebagjo H Moeljanto mengatakan, rata-rata konsumsi BBM non subsidi naik 4,1% dari konsumsi normal sebelumnya. Kenaikan juga dipengaruhi amblesnya jembatan Comal, Pemalang.

Dia menyebutkan, walaupun ada kenaikan konsumsi BBM non subsidi, tapi secara volume produk angkanya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan konsumsi BBM subsidi.

“Kenaikan BBM non subsidi utamanya terjadi pada Pertamax Dex, disusul kemudian Pertamax dan Pertamax Plus,” katanya, Selasa (26/8/2014).

Dicontohkannya, di Solo misalnya, konsumsi Pertamax meningkat 5 kali lipat, dari 40 KL/hari menjadi 200 KL/hari. Tapi, dari sisi volume angka tersebut masih sangat jauh dibandingkan konsumsi BBM subsidi yang rata-rata per harinya mencapai puluhan ribu KL.

Asisten Manager External Relation PT Pertamina MOR IV Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun menambahkan, kebijakan pengendalian BBM bersubsidi sudah menjadi kewenangan pusat, dimana Pertamina di Jateng-DIY hanya menjalankan kebijakan yang berlaku secara nasional.

Kebijakan pengendalian BBM subsidi dilakukan dengan pengurangan pasokan 10% pada solar dan 5% pada premium. Secara nasional, jika BBM Subsidi tidak dikendalikan, maka solar akan habis di pertengahan bulan November dan premium habis di pertengahan bulan Desember.

”Kalapun terjadi kehabisan stok itu merupakan konsekwensi dari kebijakan pengendalian BBM bersubsidi untuk menjaga ketersediaan BBM bersubsidi sampai akhir tahun. BBM Subsidi tetap dapat disalurkan setiap harinya, meski dengan konsekuensi penyaluran berkurang. Tapi setidaknya ada alternatif BBM non subsidi yang terus kita sediakan di hampir seluruh SPBU yang ada,” ucapnya.

Dia menyebutkan, meski di beberap wilayah mengalami kekurangan BBM bersubsidi akibat melonjaknya permintaan, dari sisi ketersediaan pasokan BBM subsidi, di wilayah Jateng-DIY sebenarnya relatif aman.

Di Jateng-DIY, kata Robert, hingga Agustus ini setidaknya penyaluran BBM subsidi, baik premium maupun solar rata-rata baru 65% dari total kuota. Dengan adanya kebijakan pengendalian BBM Subsidi tersebut pihaknya menjadi lebih optimis sisa kuota akan cukup hingga akhir tahun nanti.

“Pertamina masih berusaha menyediakan BBM subsidi di setiap SPBU, walaupun tidak berbanding lurus dengan permintaan di pasar. Namun begitu, kondisi tersebut jangan dijadikan panic buying, karena justru akan menambah ketersediaan stok di SPBU cepat habis,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8704 seconds (0.1#10.140)