Tol Krapyak Kembali Normal 5 September
A
A
A
SEMARANG - Setelah sempat terhambat akibat proyek pelebaran jalan, jalur masuk masuk Tol Krapyak dipastikan akan kembali normal pada 5 September mendatang.
Pelaksana Proyek PT Adhi Karya, Naryo saat ditemui wartawan di lokasi pembangunan mengatakan, pihaknya memang memfokuskan penyelesaian akses keluar masuk tol itu. Sebab selama ini, para pengendara yang akan melintasi tol harus memutar arah cukup jauh karena adanya proyek tersebut.
“Kami memang fokus untuk menyelesaikan jalur sisi kanan kiri tol ini supaya cepat bisa dilalui kendaraan. Hal ini demi kelancaran arus lalulintas yang hendak keluar atau masuk tol agar tidak perlu memutar arah lagi,” kata dia, Rabu (27/8/2014).
Secara keseluruhan, lanjut Naryo, proyek yang dikerjakan sejak Mei 2014 lalu itu ditargetkan selesai akhir tahun ini. Nantinya, jalur pantura tepatnya mulai depan Pengadilan Negeri (PN) Semarang hingga pertigaan Jrakah maupun arah sebaliknya akan dibeton total.
“Selain itu, jalan juga akan diperlebar sekitar 3,5 meter. Kalau tidak ada kendala teknis, Desember proyek sudah selesai dan jalan di lokasi ini kembali normal,” imbuhnya.
Naryo menambahkan, selama ini proyek berjalan cukup normal. Namun, pihaknya mengeluhkan masih adanya tiang listrik maupun tiang telekomunikasi di sepanjang proyek yang mengganggu pengerjaan jalan.
“Padahal kami sudah meminta agar tiang-tiang tersebut segera dipindahkan. Namun hingga sekarang belum juga dilakukan. Hal itu jelas sangat menghambat,” paparnya.
Selain itu, masih belum selesainya proses pembebasan lahan disinyalir akan menghambat proses pelebaran jalan. Pihaknya mendesak Pemkot Semarang agar segera menyelesaikan pembebasan lahan itu demi kelancaran pembangunan.
“Masih ada beberapa lahan terutama di depan pertigaan Jrakah yang belum selesai pembebasan lahannya. Kalau tidak segera dibebaskan, pelebaran tetap tidak dapat dilakukan. Kami meminta agar pemda setempat segera menyelesaikan permasalahan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, pantauan KORAN SINDO di lapangan, proses pengecoran jalan dilokasi tersebut masih terus berjalan. Para pekerja masih sibuk melakukan pekerjaan meliputi pengecoran dan lainnya.
Kepadatan kendaraan saat jam berangkat dan pulang kerja selalu terjadi di lokasi itu. Sebab, kendaraan-kendaraan itu harus mengantre satu lajur untuk dapat melintasi proyek tersebut.
Selain itu, pengendara yang hendak keluar masuk tol juga harus memutar melalui pertigaan Jrakah dan kawasan Kalibanteng. Para pengendara cukup kesulitan karena selain jauh di lokasi itu juga sulit untuk kendaraan besar berputar.
“Lokasi untuk putar arah terutama di Jrakah itu sulit karena jalannya sempit. Mobil truk kontainer seperti milik saya ini sulit untuk memutar arah di sana,” kata Sugeng,48, salah satu sopir kontainer.
Sugeng berharap pembangunan dikebut agar perjalanannya kembali normal seperti dulu lagi. Sebab menurutnya, hamper setiap hari dirinya melintasi jalur itu untuk membawa berbagai muatan dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju Kawasan Industri Gatot Subroto Semarang.
Pelaksana Proyek PT Adhi Karya, Naryo saat ditemui wartawan di lokasi pembangunan mengatakan, pihaknya memang memfokuskan penyelesaian akses keluar masuk tol itu. Sebab selama ini, para pengendara yang akan melintasi tol harus memutar arah cukup jauh karena adanya proyek tersebut.
“Kami memang fokus untuk menyelesaikan jalur sisi kanan kiri tol ini supaya cepat bisa dilalui kendaraan. Hal ini demi kelancaran arus lalulintas yang hendak keluar atau masuk tol agar tidak perlu memutar arah lagi,” kata dia, Rabu (27/8/2014).
Secara keseluruhan, lanjut Naryo, proyek yang dikerjakan sejak Mei 2014 lalu itu ditargetkan selesai akhir tahun ini. Nantinya, jalur pantura tepatnya mulai depan Pengadilan Negeri (PN) Semarang hingga pertigaan Jrakah maupun arah sebaliknya akan dibeton total.
“Selain itu, jalan juga akan diperlebar sekitar 3,5 meter. Kalau tidak ada kendala teknis, Desember proyek sudah selesai dan jalan di lokasi ini kembali normal,” imbuhnya.
Naryo menambahkan, selama ini proyek berjalan cukup normal. Namun, pihaknya mengeluhkan masih adanya tiang listrik maupun tiang telekomunikasi di sepanjang proyek yang mengganggu pengerjaan jalan.
“Padahal kami sudah meminta agar tiang-tiang tersebut segera dipindahkan. Namun hingga sekarang belum juga dilakukan. Hal itu jelas sangat menghambat,” paparnya.
Selain itu, masih belum selesainya proses pembebasan lahan disinyalir akan menghambat proses pelebaran jalan. Pihaknya mendesak Pemkot Semarang agar segera menyelesaikan pembebasan lahan itu demi kelancaran pembangunan.
“Masih ada beberapa lahan terutama di depan pertigaan Jrakah yang belum selesai pembebasan lahannya. Kalau tidak segera dibebaskan, pelebaran tetap tidak dapat dilakukan. Kami meminta agar pemda setempat segera menyelesaikan permasalahan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, pantauan KORAN SINDO di lapangan, proses pengecoran jalan dilokasi tersebut masih terus berjalan. Para pekerja masih sibuk melakukan pekerjaan meliputi pengecoran dan lainnya.
Kepadatan kendaraan saat jam berangkat dan pulang kerja selalu terjadi di lokasi itu. Sebab, kendaraan-kendaraan itu harus mengantre satu lajur untuk dapat melintasi proyek tersebut.
Selain itu, pengendara yang hendak keluar masuk tol juga harus memutar melalui pertigaan Jrakah dan kawasan Kalibanteng. Para pengendara cukup kesulitan karena selain jauh di lokasi itu juga sulit untuk kendaraan besar berputar.
“Lokasi untuk putar arah terutama di Jrakah itu sulit karena jalannya sempit. Mobil truk kontainer seperti milik saya ini sulit untuk memutar arah di sana,” kata Sugeng,48, salah satu sopir kontainer.
Sugeng berharap pembangunan dikebut agar perjalanannya kembali normal seperti dulu lagi. Sebab menurutnya, hamper setiap hari dirinya melintasi jalur itu untuk membawa berbagai muatan dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju Kawasan Industri Gatot Subroto Semarang.
(gpr)