Nasib Batu Bara Kaltim Tergantung India
A
A
A
SAMARINDA - Pertambangan batu bara Kalimantan Timur (Kaltim) kini sangat bergantung kepada India. Selama ini, ekspor batu bara Kaltim memang disuplai untuk kebutuhan energi China, namun karena lesunya permintaan dari negeri tirai bambu, Kaltim kini sangat berharap ke India.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Ameriza M Moesa menjelaskan, permintaan batu bara dari negeri Tiongkok menurun drastis. Di sisi lain, permintaan dari India meningkat begitu cepat.
Dia menjelaskan, ekspor batu bara ke China pada 2011 lalu mencapai 62,71 juta ton. Sementara, ekspor ke India hanya berkisar 43,5 juta ton. Namun sampai Agustus 2014 ini, ekspor ke Tiongkok itu disalip oleh India. China kini hanya sebesar 33,85 juta ton, sedangkan ekspor ke India mencapai 37,66 juta ton.
“Di sisi lain permintaan dari India terus meningkat, walaupun belum bisa menutupi kekurangan permintaan dari China,” kata Ameriza, Senin (1/9/2014).
Menurunnya permintaan dari China inilah yang menjadi penyebab lesunya harga batu bara asal Kaltim. Hal ini bakal diperparah dengan kebijakan ekspor batu bara yang akan dikeluarkan China.
“China dikabarkan akan menerbitkan policy untuk memanfaatkan cadangan batu bara yang mereka miliki. Artinya, China akan mengurangi ketergantungan mereka dari impor batu bara, termasuk dari Kaltim,” jelasnya.
Kendati demikian, Ameriza menilai, batu bara Kaltim akan tertolong dengan meningkatnya permintaan India dan sejumlah negara ASEAN lainnya yang tengah mengembangkan sumber energi berbahan bakar batu bara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Ameriza M Moesa menjelaskan, permintaan batu bara dari negeri Tiongkok menurun drastis. Di sisi lain, permintaan dari India meningkat begitu cepat.
Dia menjelaskan, ekspor batu bara ke China pada 2011 lalu mencapai 62,71 juta ton. Sementara, ekspor ke India hanya berkisar 43,5 juta ton. Namun sampai Agustus 2014 ini, ekspor ke Tiongkok itu disalip oleh India. China kini hanya sebesar 33,85 juta ton, sedangkan ekspor ke India mencapai 37,66 juta ton.
“Di sisi lain permintaan dari India terus meningkat, walaupun belum bisa menutupi kekurangan permintaan dari China,” kata Ameriza, Senin (1/9/2014).
Menurunnya permintaan dari China inilah yang menjadi penyebab lesunya harga batu bara asal Kaltim. Hal ini bakal diperparah dengan kebijakan ekspor batu bara yang akan dikeluarkan China.
“China dikabarkan akan menerbitkan policy untuk memanfaatkan cadangan batu bara yang mereka miliki. Artinya, China akan mengurangi ketergantungan mereka dari impor batu bara, termasuk dari Kaltim,” jelasnya.
Kendati demikian, Ameriza menilai, batu bara Kaltim akan tertolong dengan meningkatnya permintaan India dan sejumlah negara ASEAN lainnya yang tengah mengembangkan sumber energi berbahan bakar batu bara.
(gpr)