Hadapi AEC, Wawasan Eksportir Perlu Diperkuat
A
A
A
BENGKULU - Kasubdit Kerja Sama dan Pengembangan Kerja Sama Kementerian Perdagangan (Kemendag) Peter Hanafi mengatakan, pengetahuan dan wawasan para eksportir dan pengusaha harus diperkuat.
Menurutnya, hal tersebut untuk dapat mengakses pasar luar negeri, terutama untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
"Daya saing produk Indonesia harus lebih baik agar dapat tetap diterima dan merebut konsumen dalam negeri, terlebih buyer dari luar negeri," kata dia dalam rilisya, Kamis (4/9/2014).
Dia menegaskan, jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk-produk yang dihasilkan negara-negara ASEAN.
"Namun kita juga harus dapat membanjiri pasar negara-negara ASEAN dengan produk-produk Indonesia," ujarnya.
Ekspor daerah kini sangat diharapkan dapat berkontribusi lebih optimal untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.
Kemendag mencatat, pada 2013 Bengkulu merupakan Provinsi pengekspor ke-27 dengan nilai sebesar USD154,1 juta atau menyumbang 0,1% dari total ekspor non migas Indonesia.
Untuk periode Januari-Mei 2014 ekspor non migas Bengkulu mencapai USD41,3 juta turun 44,04 % dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD73,7 juta.
Menurutnya, hal tersebut untuk dapat mengakses pasar luar negeri, terutama untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015.
"Daya saing produk Indonesia harus lebih baik agar dapat tetap diterima dan merebut konsumen dalam negeri, terlebih buyer dari luar negeri," kata dia dalam rilisya, Kamis (4/9/2014).
Dia menegaskan, jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk-produk yang dihasilkan negara-negara ASEAN.
"Namun kita juga harus dapat membanjiri pasar negara-negara ASEAN dengan produk-produk Indonesia," ujarnya.
Ekspor daerah kini sangat diharapkan dapat berkontribusi lebih optimal untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional.
Kemendag mencatat, pada 2013 Bengkulu merupakan Provinsi pengekspor ke-27 dengan nilai sebesar USD154,1 juta atau menyumbang 0,1% dari total ekspor non migas Indonesia.
Untuk periode Januari-Mei 2014 ekspor non migas Bengkulu mencapai USD41,3 juta turun 44,04 % dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD73,7 juta.
(izz)