Dikenal Agraris, Indonesia Ketagihan Impor Beras
A
A
A
JAKARTA - Sangat ironis, meski dikenal sebagai bangsa agraris (pertanian) dalam kurun waktu 1987-1988, Indonesia ternyata masih menyimpan masalah dengan stok beras dalam negeri. Hal itu terbukti dengan kebiasaan pemerintah mengimpor beras.
"Hanya beberapa tahun lalu ekspor beras. Itu karena ada kepedulian pemerintah untuk mendorong petani kita. Tapi, sekarang kita malah impor. Ini kan sebuah ironi," ujar Dewan Penasihat Pusat Kajian Trisakti (Pusaka Trisakti), Alwi Hamu, di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Menurut Alwi, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa penghasil beras di dunia. Namun, kelemahan pemerintah dalam mengelola sektor agraria tersebut, menjadikan Indonesia tertinggal jauh dari negara semisal Vietnam. Bahkan, pada 2009, negara berpaham sosialis itu justru menjadi andalan Impor Indonesia dalam rangka memenuhi ketergantungan impor beras.
"Pada 1999, Indonesia membantu 1 juta ton beras kepada Vietnam. Hanya dalam 10 tahun kemudian, kita kok meminta agar supaya Vietnam yang bisa membantu kita dalam penyediaan beras," kata Alwi.
Dia menambahkan, Vietnam yang awalnya negara pengimpor kini menjelma menjadi negara pengekspor beras kelas dunia. "Dari pengimpor menjadi pengekspor itu Vietnam. Teknologi, mekanisasi mereka contek dari beberapa negara,"
Menurut Alwi, dengan tuntutan masyarakat yang cukup besar, pemerintah mendatang mempunyai PR besar mengelola sektor agraris. Meski ingin mengembangkan sektor maritim, tetapi, beras sudah menjadi penopang ekonomi Indonesia.
"Kita rakit pemikiran, kesimpulan yang bisa kita sumbangkan pada pemerintah ke depan. Yakin, Indonesia sebuah negara kaya pangan tidak hanya dari daratan," pungkasnya.
"Hanya beberapa tahun lalu ekspor beras. Itu karena ada kepedulian pemerintah untuk mendorong petani kita. Tapi, sekarang kita malah impor. Ini kan sebuah ironi," ujar Dewan Penasihat Pusat Kajian Trisakti (Pusaka Trisakti), Alwi Hamu, di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Menurut Alwi, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa penghasil beras di dunia. Namun, kelemahan pemerintah dalam mengelola sektor agraria tersebut, menjadikan Indonesia tertinggal jauh dari negara semisal Vietnam. Bahkan, pada 2009, negara berpaham sosialis itu justru menjadi andalan Impor Indonesia dalam rangka memenuhi ketergantungan impor beras.
"Pada 1999, Indonesia membantu 1 juta ton beras kepada Vietnam. Hanya dalam 10 tahun kemudian, kita kok meminta agar supaya Vietnam yang bisa membantu kita dalam penyediaan beras," kata Alwi.
Dia menambahkan, Vietnam yang awalnya negara pengimpor kini menjelma menjadi negara pengekspor beras kelas dunia. "Dari pengimpor menjadi pengekspor itu Vietnam. Teknologi, mekanisasi mereka contek dari beberapa negara,"
Menurut Alwi, dengan tuntutan masyarakat yang cukup besar, pemerintah mendatang mempunyai PR besar mengelola sektor agraris. Meski ingin mengembangkan sektor maritim, tetapi, beras sudah menjadi penopang ekonomi Indonesia.
"Kita rakit pemikiran, kesimpulan yang bisa kita sumbangkan pada pemerintah ke depan. Yakin, Indonesia sebuah negara kaya pangan tidak hanya dari daratan," pungkasnya.
(gpr)