Pasar Bursa Berjangka Apresiasi Investasi dalam KBE
A
A
A
JAKARTA - Kalangan investor komoditas emas dalam pasar fisik dan berjangka merespon positif peluncuran Kontak Berjangka Emas (KBE) di Bursa Berjangka Jakarta (JFX) beberapa waktu lalu.
Masalah kepastian yang terdiri dari elemen jaminan fisik emas dinilai akan menjadikan KBE bukan hanya primadona bagi pelaku pasar perdagangan berjangka komoditi (PBK) namun juga pelaku pasar emas fisik.
“Dalam beberapa bulan transaksi di JFX, para investor yang datang ke kami makin berkembang bukan hanya dari investor PBK, namun nasabah yang bermotif investasi emas jangka panjang menunjukkan tren meningkat,” papar Direktur Utama Jalatama Artha Berjangka (JAB) Jacob Ongkowidjojo di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Jacob memprediksi dalam waktu dekat KBE akan menjadi primadona baru investasi di masyarakat. Menurutnya KBE akhirnya menjawab berbagai kebutuhan para investor, jangka pendek maupun jangka panjang.
JAB sendiri dalam data nasabah internalnya memperlihatkan pergerakan positif dalam jumlah marjin yang diinvestasikan dalam perusahaan pialang yang berkantor pusat di bilangan Sudirman ini.
Transaksi emas yang dijamin oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) didisain untuk lebih mudah dan praktis diawasi oleh investor. Terdapat layanan elektronik online bagi investor dalam melakukan transaksi tak dibatasi keterbatasan waktu dan tempat.
“KBE memberikan fleksibilitas lebih dan opsi kemampuan investasi yang variatif bagi nasabah. Kebutuhan dana tidak besar, karena menggunakan sistem jaminan pada awal transaksi yang hanya seperempat nilai total transaksi,” imbuh Jacob.
KBE juga memberikan keuntungan dalam pilihan transaksi emas. Posisi transaksi dapat dipertahankan dalam periode waktu yang tidak terbatas dengan mekanisme gulir sehingga pilihan penyelesaian transaksi dapat dilakukan tak hanya dengan cara serah terima fisik namun juga likuidasi transaksinya di JFX.
Seperti diketahui, pembayaran fisik emas dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau bertahap hingga memenuhi nilai total transaksi. Pembayaran bertahap akan membutuhkan jaminan paling sedikit 25 persen dari total tansaksi emas yang ingin dilakukan oleh nasabah.
Adanya keragaman ukuran yang ditransaksikan tersebut membuat akan lebih banyak kalangan masyarakat yang mampu berinvestasi. Tak hanya kalangan mampu, namun juga kalangan menengah bawah.
Nampaknya kali ini JFX berhasil melahirkan inovasi produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta dengan melakukan revitalisasi produk yang sudah ada. JFX berhasil memenuhi permintaan pasar akan produk investasi emas yang lebih fleksibel, meningkatkan likuiditas,dan menyasar pada nasabah ritel.
“Respon positif masyarakat atas kontrak berkala emas akan meningkatkan likuiditas market di bursa. Pastinya akan mengembangkan pertumbuhan ekonomi sektor riil,” papar Direktur JFX Bihar Sakti Wibowo dalam kesempatan peluncuran produk ini beberapa waktu lalu.
Masalah kepastian yang terdiri dari elemen jaminan fisik emas dinilai akan menjadikan KBE bukan hanya primadona bagi pelaku pasar perdagangan berjangka komoditi (PBK) namun juga pelaku pasar emas fisik.
“Dalam beberapa bulan transaksi di JFX, para investor yang datang ke kami makin berkembang bukan hanya dari investor PBK, namun nasabah yang bermotif investasi emas jangka panjang menunjukkan tren meningkat,” papar Direktur Utama Jalatama Artha Berjangka (JAB) Jacob Ongkowidjojo di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Jacob memprediksi dalam waktu dekat KBE akan menjadi primadona baru investasi di masyarakat. Menurutnya KBE akhirnya menjawab berbagai kebutuhan para investor, jangka pendek maupun jangka panjang.
JAB sendiri dalam data nasabah internalnya memperlihatkan pergerakan positif dalam jumlah marjin yang diinvestasikan dalam perusahaan pialang yang berkantor pusat di bilangan Sudirman ini.
Transaksi emas yang dijamin oleh PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) didisain untuk lebih mudah dan praktis diawasi oleh investor. Terdapat layanan elektronik online bagi investor dalam melakukan transaksi tak dibatasi keterbatasan waktu dan tempat.
“KBE memberikan fleksibilitas lebih dan opsi kemampuan investasi yang variatif bagi nasabah. Kebutuhan dana tidak besar, karena menggunakan sistem jaminan pada awal transaksi yang hanya seperempat nilai total transaksi,” imbuh Jacob.
KBE juga memberikan keuntungan dalam pilihan transaksi emas. Posisi transaksi dapat dipertahankan dalam periode waktu yang tidak terbatas dengan mekanisme gulir sehingga pilihan penyelesaian transaksi dapat dilakukan tak hanya dengan cara serah terima fisik namun juga likuidasi transaksinya di JFX.
Seperti diketahui, pembayaran fisik emas dapat dilakukan dengan cara sekaligus atau bertahap hingga memenuhi nilai total transaksi. Pembayaran bertahap akan membutuhkan jaminan paling sedikit 25 persen dari total tansaksi emas yang ingin dilakukan oleh nasabah.
Adanya keragaman ukuran yang ditransaksikan tersebut membuat akan lebih banyak kalangan masyarakat yang mampu berinvestasi. Tak hanya kalangan mampu, namun juga kalangan menengah bawah.
Nampaknya kali ini JFX berhasil melahirkan inovasi produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta dengan melakukan revitalisasi produk yang sudah ada. JFX berhasil memenuhi permintaan pasar akan produk investasi emas yang lebih fleksibel, meningkatkan likuiditas,dan menyasar pada nasabah ritel.
“Respon positif masyarakat atas kontrak berkala emas akan meningkatkan likuiditas market di bursa. Pastinya akan mengembangkan pertumbuhan ekonomi sektor riil,” papar Direktur JFX Bihar Sakti Wibowo dalam kesempatan peluncuran produk ini beberapa waktu lalu.
(gpr)