Mengenal Batik Tulis Laweyan Solo

Minggu, 21 September 2014 - 15:37 WIB
Mengenal Batik Tulis Laweyan Solo
Mengenal Batik Tulis Laweyan Solo
A A A
SOLO - Batik tulis, seperti yang diketahui sejak awal adalah warisan kreativitas Indonesia yang keindahannya tidak bisa dipungkiri.

Dari segi motif, bahan kain, dan pembuatannya pun tergolong unik. Karena itu, harganya relatif lebih mahal dibanding kain-kain yang hanya di cap.

Salah satunya Batik Putra Laweyan Solo, Jawa Tengah yang merupakan industri batik rumahan yang sudah berdiri hampir setengah abad.

Sejak 1967, rumah batik yang berdiri di Kampung Batik Laweyan Solo Jawa Tengah ini, bisa menghasilkan batik tulis berkualitas tinggi.

"Kita itu kalau batik tulis, satu batik tulis dikerjakan satu orang selama satu bulan, dan menghasilkan satu batik. Kita memiliki motif yang berbeda," ujar Kepala Pengelola Umum Batik Putra Laweyan Solo Muhammad Azis Fatoni kepada Sindonews beberapa waktu lalu.

Menururtnya, jika motif di rumah batik lain biasanya memakai batik pada umumnya yang sedang booming, pihaknya justru tidak mengikuti motif tersebut.

Menurutnya, Kain yang digunakannya pun berbeda untuk batik tulis. Jika biasanya industri rumahan menggunakan kain dengan tingkat kerapatan 70-90, maka Batik Putra Laweyan menggunakan 100-115 untuk kerapatan kainnya.

Itu dinilai Azis akan sangat baik karena kualitas kainnya yang semakin bagus. Dia mengakui, bahwa membuat batik tulis tidak bisa sembarangan dan tidak bisa dipaksakan.

"Maksudnya begini, harus dikerjakan satu orang saja. Karena kalau lain tangan pasti hasilnya tidak bagus. Dan penulisnya pun biasanya yang tidak terlalu tua atau tidak terlalu muda," tuturnya.

Karena, kata Azis, yang dicari adalah ketelitian namun tetap terampil. Paling penting, mood penulis batik tulis harus bagus.

"Kalau tidak bagus, lebih baik stop mengerjakan. Makannya kadang ada batik tulis yang selesai dua bulan per batik," ujarnya.

Sementara untuk motif sendiri, biasanya industri batik ini memiliki koleksi motif yang beragam untuk batik cap dan tulis.

"Kita punya banyak sekali motif. Setiap bulan pasti mengeluarkan motif baru. Kalau untuk yang tulis sendiri, itu biasanya dari inspirasi-insipirasi penulis batiknya kemudian digabungkan dengan ide yang kita punya," pungkas dia.

(Baca: Batik Putra Laweyan Hasilkan Omzet Rp50 Juta/Bulan)
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7888 seconds (0.1#10.140)