WTI Fluktuatif Jelang Data Stok Minyak
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) fluktuatif menjelang data stok minyak, yang akan memberi sinyal terhadap kekuatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS) sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah menguat 0,8%, kemarin. Survei Bloomberg News sebelum laporan dari Informasi Adminsitrasi Energi (EIA) memperkirakan, stok minyak kemungkinan akan bertambah 750.000 barel menjadi 363 juta barel pada pekan lalu.
Persedian minyak distilasi AS, seperti minyak pemanas dan diesel diperkirakan meningkat 500.000 barel hingga 19 September 2014. Suplai bensin diperkirakan tetap di 210,7 juta.
Arab Saudi dan Qatar menjadi dua dari beberapa negara yang bergabung di gelombang pertama yang dipimpin AS untuk melakukan serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami masih melihat adanya kelebihan suplai. Pasar mulai melakukan diskon besar terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah," kata Kepala Investasi Ayers Alliance Securities Jonathan Barrat seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (24/9/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November berada pada harga USD91,55 per barel pada pukul 11.41 siang waktu Sydney. Harga itu turun 1 sen dibanding kemarin di harga USD91,56.
Semua volume minyak berjangka diperdagangkan sekitar 40% di bawah 100 hari. Harga telah mengalami koreksi 7% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman November menurun 19 sent menjadi 96,66 per barel. Premi minyak patokan Eropa tersebut terhadap WTI sebesar USD5,12, melemah dibanding kemarin sebesar USD5,29.
Kontrak berjangka (futures) sedikit berubah di New York setelah menguat 0,8%, kemarin. Survei Bloomberg News sebelum laporan dari Informasi Adminsitrasi Energi (EIA) memperkirakan, stok minyak kemungkinan akan bertambah 750.000 barel menjadi 363 juta barel pada pekan lalu.
Persedian minyak distilasi AS, seperti minyak pemanas dan diesel diperkirakan meningkat 500.000 barel hingga 19 September 2014. Suplai bensin diperkirakan tetap di 210,7 juta.
Arab Saudi dan Qatar menjadi dua dari beberapa negara yang bergabung di gelombang pertama yang dipimpin AS untuk melakukan serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami masih melihat adanya kelebihan suplai. Pasar mulai melakukan diskon besar terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah," kata Kepala Investasi Ayers Alliance Securities Jonathan Barrat seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (24/9/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November berada pada harga USD91,55 per barel pada pukul 11.41 siang waktu Sydney. Harga itu turun 1 sen dibanding kemarin di harga USD91,56.
Semua volume minyak berjangka diperdagangkan sekitar 40% di bawah 100 hari. Harga telah mengalami koreksi 7% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman November menurun 19 sent menjadi 96,66 per barel. Premi minyak patokan Eropa tersebut terhadap WTI sebesar USD5,12, melemah dibanding kemarin sebesar USD5,29.
(rna)