Perekonomian Jateng Terhambat Kinerja Ekspor

Jum'at, 26 September 2014 - 06:02 WIB
Perekonomian Jateng Terhambat Kinerja Ekspor
Perekonomian Jateng Terhambat Kinerja Ekspor
A A A
SEMARANG - Ekonomi Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan II-2014 tumbuh melambat, dari 5,3% (yoy) pada triwulan I menjadi 5,2% (YoY). Perlambatan ini terkait dengan menurunnya kinerja ekspor, baik ekspor antar daerah maupun ekspor luar negeri.

Direktur Bank Indonesia Wilayan IV Semarang Sutikno mengatakan, pada triwulan II-2014 ekspor melambat 7%, dari 9,7%, pada triwulan I. Perlambatan tersebut dibarengi pula dengan melambatnya impor yang cukup dalam, sehingga transaksi perdagangan luar negeri Jawa Tengah mencatat surplus yang lebih besar dibandingkan triwulan I.

Dijelaskannya, secara lebih rinci bahwa struktur ekspor Jateng sebagain besar dalam bentu perdagangan antar daerah yaitu mencapai 80%. Dengan kata lain perdagangan luar negeri memiliki peran yang sangat kecil.

Hal ini berbeda dengan daerah lain seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Di Jawa Timur, struktur perdagangan antar daerah lebih kecil, yaitu sekitar 60%, dengan kata lain perdagangan ekspor luar negeri memerankan peran yang lebih besar dalam perekonomian Jatim. Di Jabar justru kegiatan ekspor lebih dominan lagi, yakni hampir mencapai 75% dari total ekspor Jabar.

"Peran perdagangan ekspor di Jateng masih sangat kecil, sehingga masih perlu terus ditingkatkan," katanya pada saat diskusi Forum Ekonomi dengan Tema "Mendongkrak Ekspor Jawa Tengah" di gedung BI, Kamis (25/9/2014).

Dikatakannya, selama 10 tahun terakhir ekspor Jateng masih mengandalkan pada komoditas tekstil dan produk tekstil serta kayu olahan masing-masing dengan pangsa pasar sekitar 45% dan 23%. Dalam kurun waktu yang sama pun negara tujuan utama ekspor Jateng tidak mengalami perubahan yakni Amerika, Cina dan beberapa negara Eropa.

Dia melihat sebenarnya prospek Ekspor Jateng masih cukup baik. Kondisi tersebut tercermin pada hasil Liaison yang menyatakan 88,46% responden kondisi penjualan pada tahun depan akan lebih baik. Permintaan terhadap produk ekspor Premium masih relatif kuat yang didukung inovasi Produk, dan efisiensi produksi.

"Dengan prospek yang cukup baik, meningkatkan daya saing produk ekspor adalah sebuah keniscayaan, dan juga perlu adanya reformasi struktural, untuk mendorong pertumbuhan ekspor Jateng pada tingkat yang lebih tinggi," ucapnya.

BI memperkirakan, Ekonomi Jateng pada keseluruhan tahun 2014, tumbuh melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan konsumsi yang tetap kuat dan perbaikan ekspor serta Investasi, Ekonomi Jateng diperkirakan akan tubuh pada kisaran 5,2-5,7%.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4726 seconds (0.1#10.140)