Hingga Kini Jargas Telah Terpasang 73.000 SR
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) yang merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dan menekan subsidi BBM serta mendorong penggunaan energi yang lebih bersih.
Program yang telah dilaksanakan sejak 2009 tersebut hingga kini telah terpasang ±73.000 SR. Khusus untuk rusun di Jabotabek, Kementerian ESDM cq. Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) sejak 2011 telah terpasang sambungan sebanyak 5.234.
Percepatan Pemanfaatan Gas Bumi Sektor Rumah Tangga khususnya untuk konsumen rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta, dilakukan Kementerian ESDM bersinergi dengan Pemprov DKI dan PGN.
Khusus untuk rusun di Jabotabek Ditjen Migas mulai melakukan pembangunan sejak 2011 dengan total 5.234 sambungan rumah (SR) yang terdiri dari Rusun Tebet Berlian (120 SR), Tebet Harum (320 SR), Tzuchi (1.055 SR), Cinta Kasih (582 SR), Flamboyan (560 SR), TNI AL (95 SR), Marunda (700 SR), Sukapura (100 SR), Tipar Cakung (1.000 SR), Manis Jaya (382 SR) dan Menteng Sari (320 SR).
Pembangunan jargas tersebut merupakan bukti dari komitmen pemerintah untuk mendukung percepatan konversi energi ke gas bumi.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro mengatakan, penyaluran gas bumi untuk rumah tangga di rusun Marunda ini merupakan tahap awal pengoperasian jargas di rusun Jabotabek. Selanjutnya PGN akan melakukan pengoperasian jargas di rusun yang lain secara bertahap.
Melalui sinergi yang melibatkan pemerintah pusat, PGN dan Pemprov DKI, masyarakat di rusun Marunda dapat memanfaatkan gas bumi yang lebih murah, ramah lingkungan dan aman.
"Sinergi ini adalah kunci bagi upaya percepatan pemanfaatan gas bumi yang terus diupayakan oleh pemerintah. Oleh karena itu Ditjen Migas akan terus mendorong BUMN dan stakeholder lain seperti pemerintah daerah untuk memperluas pemanfaatan gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia," kata Eddy dilansir dari situs Kementerian ESDM, Sabtu (27/9/2014).
Pemerintah mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif, mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Prospek pengembangan energi alternatif sangat memungkinkan, terutama karena ketersediaan potensi dan sebagian besar teknologi energi alternatif telah dikuasai.
Program yang telah dilaksanakan sejak 2009 tersebut hingga kini telah terpasang ±73.000 SR. Khusus untuk rusun di Jabotabek, Kementerian ESDM cq. Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) sejak 2011 telah terpasang sambungan sebanyak 5.234.
Percepatan Pemanfaatan Gas Bumi Sektor Rumah Tangga khususnya untuk konsumen rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta, dilakukan Kementerian ESDM bersinergi dengan Pemprov DKI dan PGN.
Khusus untuk rusun di Jabotabek Ditjen Migas mulai melakukan pembangunan sejak 2011 dengan total 5.234 sambungan rumah (SR) yang terdiri dari Rusun Tebet Berlian (120 SR), Tebet Harum (320 SR), Tzuchi (1.055 SR), Cinta Kasih (582 SR), Flamboyan (560 SR), TNI AL (95 SR), Marunda (700 SR), Sukapura (100 SR), Tipar Cakung (1.000 SR), Manis Jaya (382 SR) dan Menteng Sari (320 SR).
Pembangunan jargas tersebut merupakan bukti dari komitmen pemerintah untuk mendukung percepatan konversi energi ke gas bumi.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro mengatakan, penyaluran gas bumi untuk rumah tangga di rusun Marunda ini merupakan tahap awal pengoperasian jargas di rusun Jabotabek. Selanjutnya PGN akan melakukan pengoperasian jargas di rusun yang lain secara bertahap.
Melalui sinergi yang melibatkan pemerintah pusat, PGN dan Pemprov DKI, masyarakat di rusun Marunda dapat memanfaatkan gas bumi yang lebih murah, ramah lingkungan dan aman.
"Sinergi ini adalah kunci bagi upaya percepatan pemanfaatan gas bumi yang terus diupayakan oleh pemerintah. Oleh karena itu Ditjen Migas akan terus mendorong BUMN dan stakeholder lain seperti pemerintah daerah untuk memperluas pemanfaatan gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia," kata Eddy dilansir dari situs Kementerian ESDM, Sabtu (27/9/2014).
Pemerintah mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif, mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Prospek pengembangan energi alternatif sangat memungkinkan, terutama karena ketersediaan potensi dan sebagian besar teknologi energi alternatif telah dikuasai.
(gpr)