Pedagang Songket Resah Produk Thailand Banjiri Palembang

Selasa, 30 September 2014 - 04:55 WIB
Pedagang Songket Resah...
Pedagang Songket Resah Produk Thailand Banjiri Palembang
A A A
PALEMBANG - Songket mesin atau yang disebut songket dari Thailand sejak dua tahun terakhir kini mulai membanjiri pasar songket di sejumlah pusat pertokoan di Kota Palembang.

Sebagian besar pedagang songket merasa was-was atas keberadaan songket Thailand tersebut seiring dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap produk impor tersebut.

“Awal-awalnya keberadaan songket Thailand yang masuk ke Palembang tidak begitu menggerus penjualan songket asli. Namun lama kelamaan songket Thailand terus mengalami penyempurnaan produk sehingga memengaruhi penjualan songket asli,” kata Taufik, salah satu pedagang songket Toko ZS Komplek Pertokoan Ilir Barat Permai (IBP) Palembang, Senin (29/9/2014).

Menurut dia, songket Thaliand kini terus mengalami perubahan signifikan, mulai dari desain motif, corak dan lainnya.

Bahkan daya tarik dari songket tiruan ini lantaran harga yang ditawarkan terbilang sangat terjangkau berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per meter. Berbeda dengan harga songket asli Palembang dipasarkan minimal Rp800 ribu hingga Rp4 juta.

“Bagi sebagian besar pelanggan, songket mesin yang beredar saat ini sudah sangat memenuhi permintaan pasar. Apalagi dikombinasikan dalam pakaian atau aksesoris tidak begitu kelihatan perbedaannya dengan songket Palembang,” terangnya.

Dia menilai produk tiruan ini sangat menyerupai dengan songket olahan kerajinan tangan sehingga masyarakat perlahan beralih ke songket Thailand. Apalagi songket Thailand cenderung mulai banyak motif tambahan yang sangat variatif.

Dia berharap pemerintah dapat membuat suatu kebijakan yang melindungi produk lokal sekaligus membatasi produk tiruan yang masuk ke Palembang dengan pengenaan pajak dan lain sebagainya.

“Produk lokal akan sulit bersaing di tengah gempuran produk impor yang dibuat dengan mesin. Persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja guna melestarikan produk lokal,” katanya.

Setali tiga uang, Adi, pedagang songket Toko Savira mengaku sebenarnya songket Thailand bukan produk impor menginggat produksinya di Pulau Jawa, Indonesia. Namun demikian, produk tersebut sudah membanjiri pertokoan Palembang.

“Awalnya keberadaan songket Thailand sangat berpengaruh terhadap penjualan kami. Bahkan sales menurun hingga 30%. Namun seiring berjalannya waktu, pembeli mulai pintar mencari songket berkualitas,” tuturnya.

Dia menuturkan, ketertarikan masyarakat membeli songket Thailand lantaran harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Pembeli bukan saja dari individual, melainkan juga dari sanggar-sanggar Kota Palembang.

Kendati demikian, harga yang ditawarkan songket Thailand tidak sebanding dengan kualitas yang diberikan. Berbeda dengan songket Palembang, harga yang terbilang tinggi sesuai dengan kualitas ditawarkan.

“Bagi masyarakat yang memahami jenis songket pasti akan mengerti mana yang asli dan cetakan mesin. Jelas songket Palembang memiliki kualitas tinggi dibanding dengan songket Thailand,” katanya.

Dia meminta kebijakan pemerintah baru ini dapat melindungi produk lokal dengan harapan produk lokal tidak punah sebagai akibat serbuan produk tiruan.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8170 seconds (0.1#10.140)