Tiket KA Kalijaga SemarangSolo Turun
A
A
A
SEMARANG - PT KAI Daop IV Semarang memberlakukan tarif Public Service Obligation (PSO)/Subsidi terhadap KA Kalijaga per 1 Oktober. Dengan diberlakukan tarif PSO, tarif KA Kalijaga turun dari Rp25 ribu menjadi Rp10 ribu.
Dengan tarif menjadi lebih murah, diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat terhadap layanan KA Kalijaga, sehingga mampu meningkatkan okupansi. Okupansi KA kalijaga sendiri sampai saat ini masih di bawah 40%.
Vice Presiden PT KAI Daop 4 Semarang Wawan Ariyanto mengakui okupansi KA Kalijaga yang diluncurkan sejak pertengahan Februari lalu ternyata belumlah maksimal. Okupansi KA Kalijaga setiap hari hanya sekitar 30%.
“Dengan penurunan tarif ini kami berharap masyarakat akan semakin berminat untuk menggunakan KA Kalijaga,” katanya, Rabu (1/10/2014).
Dia mengaku, okupansi KA Kalijaga jauh dari KA Kamandaka rute Semarang-Purwokerto yang cukup sukses dengan okupansi harian mencapai lebih dari 80%.
Dijelaskannya, dengan tarif baru tersebut, KA Kalijaga tetap membawa tujuh gerbong kereta kelas ekonomi dengan daya tampung 636 penumpang.
Manager Humas Daop 4 Semarang Suprapto menambahkan, permasalah masih minimnya okupansi KA Kalijaga selain dikarenakan tiket yang dirasa masih cukup mahal, juga karena jadwal yang belum sesuai dengan keinginan masyarakat.
Seperti diketahui, KA ini berangkat dari Stasiun Purwosari Solo, pada pukul 5.35 dan tiba di Semarang Ponco pada pukul 7.58. Kemudian berangkat lagi dari Poncol pada pukul 09.05 dan sampai Purwosari pukul 11.43. Sementara sore harinya tidak ada jadwal keberangkan dari Purwosari karena menggunakan kereta idle.
”Kendalanya karena menggunakan KA idle jadi hanya bisa satu kali PP,” tambahnya.
Ditambahkannya, PT KAI terhitung tanggal 1 Januari 2015 mendatang, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan terkait pengalihan PSO/subsidi untuk KA–KA Ekonomi jarak jauh dan jarak sedang ke KA lokal dan komuter.
Kebijakan ini dikeluarkan agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran bagi pengguna jasa kereta api. Kebijakan tersebut didasari dari hasil evaluasi Dirjen KA yang terus mengevaluasi pemberian subsidi untuk KA ekonomi jarak jauh dan jarak sedang.
Dengan adanya kebijakan tersebut, nantinya KA Komuter Gubug-Weleri, juga akan mengalami perubahan tarif. Namun perubahannya berapa belum bisa dipastikan tergantung anggaran yang diberikan. ”Nanti KA Komuter tiketnya juga akan turun,” jelasnya.
Dengan tarif menjadi lebih murah, diharapkan dapat meningkatkan animo masyarakat terhadap layanan KA Kalijaga, sehingga mampu meningkatkan okupansi. Okupansi KA kalijaga sendiri sampai saat ini masih di bawah 40%.
Vice Presiden PT KAI Daop 4 Semarang Wawan Ariyanto mengakui okupansi KA Kalijaga yang diluncurkan sejak pertengahan Februari lalu ternyata belumlah maksimal. Okupansi KA Kalijaga setiap hari hanya sekitar 30%.
“Dengan penurunan tarif ini kami berharap masyarakat akan semakin berminat untuk menggunakan KA Kalijaga,” katanya, Rabu (1/10/2014).
Dia mengaku, okupansi KA Kalijaga jauh dari KA Kamandaka rute Semarang-Purwokerto yang cukup sukses dengan okupansi harian mencapai lebih dari 80%.
Dijelaskannya, dengan tarif baru tersebut, KA Kalijaga tetap membawa tujuh gerbong kereta kelas ekonomi dengan daya tampung 636 penumpang.
Manager Humas Daop 4 Semarang Suprapto menambahkan, permasalah masih minimnya okupansi KA Kalijaga selain dikarenakan tiket yang dirasa masih cukup mahal, juga karena jadwal yang belum sesuai dengan keinginan masyarakat.
Seperti diketahui, KA ini berangkat dari Stasiun Purwosari Solo, pada pukul 5.35 dan tiba di Semarang Ponco pada pukul 7.58. Kemudian berangkat lagi dari Poncol pada pukul 09.05 dan sampai Purwosari pukul 11.43. Sementara sore harinya tidak ada jadwal keberangkan dari Purwosari karena menggunakan kereta idle.
”Kendalanya karena menggunakan KA idle jadi hanya bisa satu kali PP,” tambahnya.
Ditambahkannya, PT KAI terhitung tanggal 1 Januari 2015 mendatang, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan terkait pengalihan PSO/subsidi untuk KA–KA Ekonomi jarak jauh dan jarak sedang ke KA lokal dan komuter.
Kebijakan ini dikeluarkan agar subsidi dari pemerintah tepat sasaran bagi pengguna jasa kereta api. Kebijakan tersebut didasari dari hasil evaluasi Dirjen KA yang terus mengevaluasi pemberian subsidi untuk KA ekonomi jarak jauh dan jarak sedang.
Dengan adanya kebijakan tersebut, nantinya KA Komuter Gubug-Weleri, juga akan mengalami perubahan tarif. Namun perubahannya berapa belum bisa dipastikan tergantung anggaran yang diberikan. ”Nanti KA Komuter tiketnya juga akan turun,” jelasnya.
(gpr)