UMKM Terdampak Perang Suku Bunga Perbankan
A
A
A
BANDUNG - Tingginya suku bunga deposito saat ini dinilai turut juga mendorong kenaikan suku bunga kredit. Bagi kalangan dunia usaha, hal ini tentu sangat memberatkan. Khususnya yang berada pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Disadari atau tidak, pelaku UMKM telah menjadi korban dari perang bunga deposito. Sebab, hal ini mendorong kenaikan bunga kredit," ujar Ketua Kompartemen Sertifikasi Kadin Jabar Lina Aulina kepada wartawan, Senin (6/10/2014).
Dia mengakui, tingginya bunga deposito memberikan keuntungan bagi pihak perbankan. Tidak hanya itu, bunga yang tinggi juga menguntungkan bagi nasabah deposito. Namun, di sisi lain kalangan dunia usaha akan merasakan kerugian dari kondisi tersebut.
"Kami harap pemerintah bisa segera mencari solusi untuk menghentikan perang bunga deposito ini. Sebab, kalau ini terus berlangsung, para pelaku usaha makin tertekan," katanya.
Menurutnya, perbankan baiknya memberikan kemudahan terhadap akses kredit bagi para pelaku UMKM. Caranya, kata dia, bisa dengan memberikan bunga kredit yang rendah.
"Cara ini akan meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor riil. Sebab, jika sektor riil sudah tumbuh, maka perekonomian juga tumbuh sehingga perbankan juga akan merasakan dampak positifnya," katanya.
Oleh karenanya, turunnya bunga kredit khusus UMKM sangat diharapkan mengingat selama ini sangat tinggi. Hal memang akan mengundang risiko, tetapi, kata dia, sektor UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian.
"Tidak hanya itu, sektor UMKM juga membutuhkan bimbingan berupa pendampingan dari perbankan. Dengan begitu, daya saing para pelaku akan meningkat. Bimbingan dan arahan kepada pelaku UMKM juga merupakan kewajiban perbankan," imbuhnya.
"Disadari atau tidak, pelaku UMKM telah menjadi korban dari perang bunga deposito. Sebab, hal ini mendorong kenaikan bunga kredit," ujar Ketua Kompartemen Sertifikasi Kadin Jabar Lina Aulina kepada wartawan, Senin (6/10/2014).
Dia mengakui, tingginya bunga deposito memberikan keuntungan bagi pihak perbankan. Tidak hanya itu, bunga yang tinggi juga menguntungkan bagi nasabah deposito. Namun, di sisi lain kalangan dunia usaha akan merasakan kerugian dari kondisi tersebut.
"Kami harap pemerintah bisa segera mencari solusi untuk menghentikan perang bunga deposito ini. Sebab, kalau ini terus berlangsung, para pelaku usaha makin tertekan," katanya.
Menurutnya, perbankan baiknya memberikan kemudahan terhadap akses kredit bagi para pelaku UMKM. Caranya, kata dia, bisa dengan memberikan bunga kredit yang rendah.
"Cara ini akan meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor riil. Sebab, jika sektor riil sudah tumbuh, maka perekonomian juga tumbuh sehingga perbankan juga akan merasakan dampak positifnya," katanya.
Oleh karenanya, turunnya bunga kredit khusus UMKM sangat diharapkan mengingat selama ini sangat tinggi. Hal memang akan mengundang risiko, tetapi, kata dia, sektor UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian.
"Tidak hanya itu, sektor UMKM juga membutuhkan bimbingan berupa pendampingan dari perbankan. Dengan begitu, daya saing para pelaku akan meningkat. Bimbingan dan arahan kepada pelaku UMKM juga merupakan kewajiban perbankan," imbuhnya.
(gpr)