BBM Naik Biaya Konstruksi Meningkat 20%
A
A
A
JAKARTA - Rencana pemerintahan baru Joko Widodo (Jokowi)-Jusup Kalla (JK) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp3.000 (menjadi Rp9.500/liter) membuat ongkos konstruksi meningkat 15-20%.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Hediyanto W Husaini mengatakan, kenaikan tersebut terutama karena tingginya angkos angkut logistik material konstruksi.
"Ongkos produksi terutama ongkos logistiknya otomatis naik di kisaran 15% hingga 20%. Namun, paling terasa itu naiknya di material aspal karena membutuhkan bahan bakar minyak untuk pembakaran," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Dia menuturkan, biaya logistik angkutan material memberikan kontribusi 30% dari total biaya produksi dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi.
Di sisi lain, jika kebutuhan infrastruktur logistik bisa dipenuhi, ongkos produksi akibat kenaikan BBM juga bisa ditekan. Alasannya, penyebaran material kontruksi di sejumlah daerah menyebabkan tingginya ongkos produksi tersebut.
"Makanya, kenapa kadang-kadang harga material konstruksi itu lebih besar di daerah, karena infrastruktur logistiknya masih kurang," imbuh Hediyanto.
"Seperti jalan maupun pelabuhan itu belum semuanya merata, meski kita ketahui 55% pembangunan kontruksi masih berpusat di Pulau Jawa," tandasnya.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Hediyanto W Husaini mengatakan, kenaikan tersebut terutama karena tingginya angkos angkut logistik material konstruksi.
"Ongkos produksi terutama ongkos logistiknya otomatis naik di kisaran 15% hingga 20%. Namun, paling terasa itu naiknya di material aspal karena membutuhkan bahan bakar minyak untuk pembakaran," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Dia menuturkan, biaya logistik angkutan material memberikan kontribusi 30% dari total biaya produksi dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi.
Di sisi lain, jika kebutuhan infrastruktur logistik bisa dipenuhi, ongkos produksi akibat kenaikan BBM juga bisa ditekan. Alasannya, penyebaran material kontruksi di sejumlah daerah menyebabkan tingginya ongkos produksi tersebut.
"Makanya, kenapa kadang-kadang harga material konstruksi itu lebih besar di daerah, karena infrastruktur logistiknya masih kurang," imbuh Hediyanto.
"Seperti jalan maupun pelabuhan itu belum semuanya merata, meski kita ketahui 55% pembangunan kontruksi masih berpusat di Pulau Jawa," tandasnya.
(dmd)