Target Ekspor RI Berpotensi Kembali Dipangkas
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menuturkan, bahwa target ekspor Indonesia yang sebelumnya dipangkas menjadi USD180,5 miliar berpotensi kembali terkoreksi.
Hal ini menanggapi laporan dari Kantor Statistik Federal (Federal Statistics Office/FSO) yang mengumumkan ekspor Jerman Agustus 2014 terkontraksi 5,8%.
Dalam laporan bulanannya, FSO mengumumkan data surplus perdagangan Agustus 2014 sebesar 17,5 miliar euro, menurun 5,8% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai surplus 22,2 miliar euro.
"Saya rasa itu bagian dari kondisi global market, seluruh global market dunia. Pak Menteri telah memberi sinyal dan kita semua memberikan sinyal bahwa kita akan merevisi target ekspor, karena situasi itu (surplus perdagangan Jerman turun)," ujarnya di JIExpo, Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Hal tersebut, kata dia, lantaran Jerman merupakan salah satu pilar Eropa dan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang potensial.
Sebab itu, menurunnya surplus perdagangan Jerman tentu juga memberatkan Indonesia.
"Kalau Jerman sudah kena memang jadi agak lebih berat. Tapi kami masih menghitung bagaimana keseluruhan dampaknya," terang dia.
Bayu masih akan melihat sejauh mana dampak kondisi Jerman tersebut terhadap Indonesia secara keseluruhan. Pihaknya juga akan melihat sejauh mana dampaknya terhadap performance ekspor Indonesia.
Namun, kondisi ini turut memberikan ruang kepada kabinet baru untuk menetapkan kebijakan- kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi tersebut.
"Jadi kita lihat memang harus dikoreksi, nanti kita akan lihat posisi itu. Minggu depan akan kita umumkan resmi angkanya, pada minggu berikutnya, pada saat kabinet dilantik itu akan ada kesempatan untuk membuat kebijakan baru," terangnya.
Sayangnya, Wamendag masih enggan membeberkan berapa persen potensi penurunan target ekspor tersebut.
Namun, karena Jerman merupakan bagian dari Eropa, kondisi ini turut memberikan tekanan terhadap ekspor Indonesia ke depan.
"Jerman bagian utama dari Eropa. Dan Eropa kemarin sudah agak menggeliat, dan sekarang terpaksa harus turun lagi. Kita harus lihat lagi," kata Bayu.
Eropa. lanjut dia, masih tetap salah satu target ekspor Indonesia yang besar. Pihaknya akan melihat nanti.
"Secara keseluruhan kita melihatnya nanti bagaimana revisi dari target ekspor. Minggu depan lah," tandas dia.
Hal ini menanggapi laporan dari Kantor Statistik Federal (Federal Statistics Office/FSO) yang mengumumkan ekspor Jerman Agustus 2014 terkontraksi 5,8%.
Dalam laporan bulanannya, FSO mengumumkan data surplus perdagangan Agustus 2014 sebesar 17,5 miliar euro, menurun 5,8% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai surplus 22,2 miliar euro.
"Saya rasa itu bagian dari kondisi global market, seluruh global market dunia. Pak Menteri telah memberi sinyal dan kita semua memberikan sinyal bahwa kita akan merevisi target ekspor, karena situasi itu (surplus perdagangan Jerman turun)," ujarnya di JIExpo, Jakarta, Jumat (10/10/2014).
Hal tersebut, kata dia, lantaran Jerman merupakan salah satu pilar Eropa dan merupakan negara tujuan ekspor Indonesia yang potensial.
Sebab itu, menurunnya surplus perdagangan Jerman tentu juga memberatkan Indonesia.
"Kalau Jerman sudah kena memang jadi agak lebih berat. Tapi kami masih menghitung bagaimana keseluruhan dampaknya," terang dia.
Bayu masih akan melihat sejauh mana dampak kondisi Jerman tersebut terhadap Indonesia secara keseluruhan. Pihaknya juga akan melihat sejauh mana dampaknya terhadap performance ekspor Indonesia.
Namun, kondisi ini turut memberikan ruang kepada kabinet baru untuk menetapkan kebijakan- kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi tersebut.
"Jadi kita lihat memang harus dikoreksi, nanti kita akan lihat posisi itu. Minggu depan akan kita umumkan resmi angkanya, pada minggu berikutnya, pada saat kabinet dilantik itu akan ada kesempatan untuk membuat kebijakan baru," terangnya.
Sayangnya, Wamendag masih enggan membeberkan berapa persen potensi penurunan target ekspor tersebut.
Namun, karena Jerman merupakan bagian dari Eropa, kondisi ini turut memberikan tekanan terhadap ekspor Indonesia ke depan.
"Jerman bagian utama dari Eropa. Dan Eropa kemarin sudah agak menggeliat, dan sekarang terpaksa harus turun lagi. Kita harus lihat lagi," kata Bayu.
Eropa. lanjut dia, masih tetap salah satu target ekspor Indonesia yang besar. Pihaknya akan melihat nanti.
"Secara keseluruhan kita melihatnya nanti bagaimana revisi dari target ekspor. Minggu depan lah," tandas dia.
(izz)