Rupiah dan IHSG Anjlok Akibat Fundamental Ekonomi Rapuh

Sabtu, 11 Oktober 2014 - 12:26 WIB
Rupiah dan IHSG Anjlok...
Rupiah dan IHSG Anjlok Akibat Fundamental Ekonomi Rapuh
A A A
JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Arief Budimanta menyatakan, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akibat fundamental ekonomi rapuh.

Dia membantah depresiasi terjadi karena kisruh politik. Menurutnya, tanpa gonjang-ganjing politik pasca putusan pemilihan pimpinan DPR/MPR RI, IHSG dan rupiah sudah fluktuatif.

"Kalau bicara nilai tular dan IHSG, itu biasa fluktuatif. Adapun sentimen politik juga itu datangnya cepat. Kemarin turun pada saat gonjang-ganjing MPR, habis itu naik lagi," ujarnya, di Restoran Jambal Roti, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).

Laju IHSG yang melempem dalam sepekan ini, lanjut dia, pada dasarnya sebagai aksi profit taking biasa, yang dibumbui sentimen politik.

"Jadi ini sebenarnya aksi profit taking biasa yang dibumbui sentimen politik. Mungkin akhir tahun bisa 5.300 atau bahkan 5.500," jelas Arief.

Sementara nilai tukar, dia menyebutkan bahwa nilai tukar sudah reli proses depresiasinya selama sepuluh tahun terakhir. Sebab itu, tanpa gonjang-ganjing politik pun depresiasi nilai tukar pun sudah terjadi.

"Jadi, sudah terdevaluasi sendirinya. Tanpa gonjang-ganjing politik ini sudah terjadi. Jauh sebelum pemilihan Presiden di akhir tahun 2013, rupiah kita sudah Rp12 ribu," tegas Arief.

Menurutnya, persoalan nilai tukar rupiah lebih pada fundamental ekonomi Indonesia, serta faktor eksternal seperti membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) lebih cepat.

"Jadi, orang lain kuat. Kemudian, ada faktor geopolitik di Eropa. Tapi, kalau fundamental ekonomi kuat harusnya depresiasi kita enggak terlalu merosot dibanding kawasan lain di regional," pungkasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8956 seconds (0.1#10.140)