Pegadaian Surabaya Genjot Program Emas
A
A
A
SURABAYA - Menjelang akhir tahun, PT Pegadaian (Persero) Surabaya mulai menggenjot pendapatan. Sebab, hingga kini baru mencapai Rp70 miliar dari target omzet Rp300 miliar.
Untuk mendongkrak pendapatan, langkah awal yang dilakukan pegadaian adalah mempertajam program kemilau emas.
Program ini dikembangkan dengan memberikan penghargaan bagi nasabah yang melakukan transaksi sebesar Rp3 juta hingga Rp7 juta. Mereka akan mendapatkan minyak goreng, gula pasir, hingga sabun.
"Program ini diharapkan bisa mendongkrak pendapatan di Pegadaian," kata Pimpinan Cabang Pegdadaian Dinoyo Surabaya Agung Budiarto, Senin (20/10/2014).
Agung menuturkan, pendapatan yang diperoleh pegadaian sebesar Rp70 miliar, diperoleh dari emas sebesar 95% dan non emas sebesar 5%.
Non emas ini berupa sepeda motor, hanphone, dan laptop. Ada peningkatan gadai non emas, pihaknya saat ini menerima hingga 20 biji per hari.
Atas kondisi ini, target yang ditetapkan sebesar Rp300 juta akan tercapai sampai akhir tahun. Sebab, sesuai kebiasaan dalam tiga bulan terakhir banyak pemborong bangunan yang menggadaikan barangnya.
Nilai yang digadaikan pun tidak sedikit, tetapi sangat besar. "Sangat yakin tercapai. Kami optimis kok," ucapnya.
Selain itu, lanjut Agung, pihaknya juga membuat terobosan baru untuk mengenalkan pegadaian di masyarakat. Di antaranya 3 G, yakni grebeg, gruduk, dan gebrak pasar.
Bahkan, sosialisasi keberadaan program ke instansi, kelurahan, RT atau RW pun dilakukan. Cara ini akan mengenalkan keberadaan pegadaian beserta programnya.
Mereka akan melakukan kerja sama dengan Pegadaian. "Intinya kita ingin bermitra. Saya rasa masyarakat akan menerima kami," tegas Agung.
Sementara, pada 2014 Pegadaian Jatim menargetkan pendapatan sebesar Rp13 triliun, target akan tercapai.
"Kami mencatat pembukuan sebesar Rp6,2 triliun periode Januari-Juni 2014," kata Deputi Bisnis Surabaya I Hakim Setiawan.
Dia mengungkapkan, realisasi tersebut masih di bawah target yang seharusnya mencapai Rp6,5 triliun atau baru tercapai 47% pada semester pertama. Dari target hingga akhir tahun mencapai Rp13 triliun.
"Ada dua indiaktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pembiayaan sepanjang semester pertama tahun ini. Pertama, masalah penebusan dan kedua produk emas," ungkap Hakim.
Program emas sebetulnya sudah berjalan, tetapi belum optimal. Banyak masyarakat di Surabaya dan sekitarnya yang belum memahami betul program kemilau emas.
Untuk mendongkrak pendapatan, langkah awal yang dilakukan pegadaian adalah mempertajam program kemilau emas.
Program ini dikembangkan dengan memberikan penghargaan bagi nasabah yang melakukan transaksi sebesar Rp3 juta hingga Rp7 juta. Mereka akan mendapatkan minyak goreng, gula pasir, hingga sabun.
"Program ini diharapkan bisa mendongkrak pendapatan di Pegadaian," kata Pimpinan Cabang Pegdadaian Dinoyo Surabaya Agung Budiarto, Senin (20/10/2014).
Agung menuturkan, pendapatan yang diperoleh pegadaian sebesar Rp70 miliar, diperoleh dari emas sebesar 95% dan non emas sebesar 5%.
Non emas ini berupa sepeda motor, hanphone, dan laptop. Ada peningkatan gadai non emas, pihaknya saat ini menerima hingga 20 biji per hari.
Atas kondisi ini, target yang ditetapkan sebesar Rp300 juta akan tercapai sampai akhir tahun. Sebab, sesuai kebiasaan dalam tiga bulan terakhir banyak pemborong bangunan yang menggadaikan barangnya.
Nilai yang digadaikan pun tidak sedikit, tetapi sangat besar. "Sangat yakin tercapai. Kami optimis kok," ucapnya.
Selain itu, lanjut Agung, pihaknya juga membuat terobosan baru untuk mengenalkan pegadaian di masyarakat. Di antaranya 3 G, yakni grebeg, gruduk, dan gebrak pasar.
Bahkan, sosialisasi keberadaan program ke instansi, kelurahan, RT atau RW pun dilakukan. Cara ini akan mengenalkan keberadaan pegadaian beserta programnya.
Mereka akan melakukan kerja sama dengan Pegadaian. "Intinya kita ingin bermitra. Saya rasa masyarakat akan menerima kami," tegas Agung.
Sementara, pada 2014 Pegadaian Jatim menargetkan pendapatan sebesar Rp13 triliun, target akan tercapai.
"Kami mencatat pembukuan sebesar Rp6,2 triliun periode Januari-Juni 2014," kata Deputi Bisnis Surabaya I Hakim Setiawan.
Dia mengungkapkan, realisasi tersebut masih di bawah target yang seharusnya mencapai Rp6,5 triliun atau baru tercapai 47% pada semester pertama. Dari target hingga akhir tahun mencapai Rp13 triliun.
"Ada dua indiaktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pembiayaan sepanjang semester pertama tahun ini. Pertama, masalah penebusan dan kedua produk emas," ungkap Hakim.
Program emas sebetulnya sudah berjalan, tetapi belum optimal. Banyak masyarakat di Surabaya dan sekitarnya yang belum memahami betul program kemilau emas.
(izz)